Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penambang Tradisional Diduga Terjebak di Kawasan Hutan yang Terbakar

Kompas.com - 16/09/2019, 23:12 WIB
Rosyid A Azhar ,
Khairina

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Sebuah kawasan lindung yang ditempati para penambang emas tradisional terbakar hebat di daerah Suwawa, Kabupaten Bone Bolango.

Belum diketahui bagaimana nasib para penambang yang ada di dalam kawasan hutan tersebut.

“Kebakaran di titik bor 19. Informasi yang kami terima dari masyarakat penambang, api mulai terlihat sejak seminggu yang lalu,” kata Ardin Mokodompit, warga Suwawa yang juga anggota Masyarakat Mitra Polhut (MMP) Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Senin (16/9/2019).

Baca juga: Kekeringan Semakin Meluas Pemerintah Gorontalo Tetapkan Status Darurat

Titik bor merupakan lokasi di atas gunung yang dulunya dijadikan penelitian sebuah perusahaan untuk mengetahui kandungan emas.

Ardin Mokodompit menuturkan, dari laporan para penambang diketahui awalnya api hanya terlihat kecil di titik bor 18, dari sinilah api kemudian merambat ke hutan damar di titik bor 19.

“Pohon damar sangat mudah terbakar, tiupan angina yang kencang membuat kebakaran semakin tidak terkebali,” papar Ardin Mokompit.

Baca juga: Jokowi: Kalau Pemda Tak Dukung, Kebakaran Hutan Sulit Diselesaikan

Akibat terbakarnya kawasan hutan ini, asap terlihat mengepul, masyarakat hanya bisa menyaksikan dari jauh.

“Sampai saat ini belum diketahui adanya korban, api juga masih menyala,” kata Ardin Mokodompit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com