BANJARBARU, KOMPAS.com - Upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Selatan (Kalsel) terus dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Namun, upaya pemadaman yang dilakukan personel di lapangan sering terkendala minimnya sumber air.
"Kendala-kendala utamanya memang kita kesulitan air di lapangan untuk melakukan pemadaman," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kalsel Wahyuddin kepada wartawan, Senin (16/9/2019).
Baca juga: Per Senin, Polisi Tetapkan 189 Tersangka Karhutla di Sumatera dan Kalimantan
Wahyuddin juga mengatakan, selain terkendala minimnya sumber air, kendala lainnya yang sering dihadapi tim satgas darat adalah beberapa titik api yang sulit sulit dijangkau.
Sehingga, heli water bombing harus dikerahkan untuk memadamkan api agar kebakaran tidak meluas.
"Ada beberapa titik api yang sulit dijangkau oleh satgas darat, sehingga harus memerlukan satgas udara dalam hal ini dilakukan water bombing," lanjut Wahyuddin.
Saat ini, papar Wahyuddin, ada 6 titik api karhutla yang menjadi prioritas utama BPBD Kalsel yang harus segera dipadamkan.
Baca juga: Kambinghitamkan Warga Lokal, Pemerintah Tunjukkan Kegagalan Tangani Karhutla
Enam titik api tersebut merupakan karhutla yang menyebabkan munculnya kabut asap di area bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin.
BPBD Kalsel pun sudah mengerahkan 600 personel satgas darat dari TNI dan Polri dan relawan untuk memaksimalkan pembasahan lahan yang terbakar.
"Menghilangkan kabut asap di seputaran bandara, kita sudah mengerahkan 600 lebih personel, saat ini terus dilakukan pembasahan," tambah Wahyuddin.
Enam titik api yang masih menimbulkan kabut asap terpantau di daerah Guntung Damar, Liang Anggang dan Trikora.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.