Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Meninggal Diduga Terkena ISPA, Gubernur Sumsel Sarankan Autopsi

Kompas.com - 16/09/2019, 15:58 WIB
Aji YK Putra,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru angkat bicara soal meninggalnya Elsa Pitaloka, bayi usia 4 bulan asal Dusun III Desa Talang Bulu, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin.

Bayi tersebut diduga meninggal akibat terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Menurut Herman, meninggalnya Elsa tak bisa dikaitkan langsung dengan kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan.

Herman menilai, belum tentu karhutla menjadi penyebab bayi itu menderita ISPA.

"Meninggal, wafat, dengan wabah mengakibatkan orang meninggal kita pisahkan dulu. Jadi kalau wabah itu dalam jumlah yang cukup banyak. Saya baca (berita) dokter spesialisnya masih bilang begini, mungkin itu ada penyakit parunya atau apa. Kecuali hasil aotopsi, tapi saya dengar tidak autopsi," kata Herman, saat berada di Griya Agung Palembang, Senin (16/9/2019).

Herman mengatakan, butuh upaya yang lebih pasti untuk mengidentifikasi meninggalnya Elsa akibat ISPA.

Salah satunya adalah dengan melakukan autopsi.

"Kita minta untuk rekan-rekan, tidak langsung mengindentikkan ini karena ISPA. Karena yang berhak itu dokter yang menangani, mungkin yang lebih jelas untuk konkret ya autopsi," ujar Herman.

Baca juga: Sebanyak 6.025 Warga Kalbar Tercatat Menderita ISPA

Sementara itu, sebanyak 2.188 balita di Sumsel dilaporkan menderita ISPA sepanjang Agustus hingga September 2019.

Terkait hal tersebut, Herman akan lebih dulu meminta kepastian langsung kepada kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.

Namun, menurut Herman, sampai saat ini Sumsel belum masuk kategori bahaya, sehingga tidak diperlukannya safe house atau rumah singgah.

Herman mengatakan, safe house baru diperlukan apabila kondisi udara sudah dalam kategori berbahaya.

"BMKG kan ada tingkatan (kualitas udara), sehat, sedang, tidak sehat dan berbahaya. Kalau safe house jika sudah berbahaya," ujar Herman.

Diberitakan sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin, memastikan bahwa meninggalnya Elsa Pitaloka akibat terkena ISPA.

Kepala Dinas Kesehatan Masagus Hakim mengatakan, berdasarkan keterangan dari pihak rumah sakit yang menangani Elsa, anak dari pasangan Ngadirun (34) dan Ita Septiana (27) sempat mengalami gangguan pernafasan.

"Pihak rumah sakit  belum mengeluarkan diagnosanya seperti apa. Tapi kita sudah ada perkiraan dari hasil petugas yang menangani, bahwa bayi itu terkena gangguan pernapasan akibat ISPA," kata Masagus saat dikonfirmasi, Senin. 

Baca juga: Kisah Afuk, Kayuh Sepeda Onthel Sejauh 276 Kilometer untuk Kembalikan Dompet

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com