Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemarau Panjang, Warga Pangkalpinang Terpaksa Beli Air Bersih

Kompas.com - 15/09/2019, 19:55 WIB
Heru Dahnur ,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Musim kemarau yang berkepanjangan di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, mulai berdampak pada kehidupan warga.

Dari semula mengandalkan sumber air di rumah, kini warga terpaksa membeli persediaan air bersih dari penjual keliling.

"Pakai sumur bor di rumah, tapi sedikit yang mengalir. Tak cukup lagi untuk memasak," kata Eri warga Graha Pinang Mas 2 Kampak, Pangkalpinang, kepada Kompas.com, Minggu (15/9/2019).

Dia menuturkan, kebutuhan air cukup banyak guna menunjang usaha katering di rumahnya.

Baca juga: Kemarau di Riau Berlangsung hingga Oktober 2019, Kabut Asap Masih Pekat

Dengan estimasi menyediakan 50 kotak nasi per hari, maka ia membutuhkan rata-rata 500 liter air per tiga hari. Pasokan air itu juga termasuk untuk kebutuhan mandi bagi tiga orang dan mencuci pakaian.

"Sejak sebulan ini, harus beli air tambahan. Sekali isi bisa Rp 50.000 sampai Rp 100.000," ujar dia.

Warga lainnya, Pandu juga memanfaatkan jasa penjual air kelililing untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Pembelian dilakukan karena debit air sumur di rumahnya kecil dan berwarna keruh.

"Memang sehari-hari airnya agak keruh. Ditambah musim kering debitnya jadi kecil," ujar Pandu yang berdomisili di Selindung.

Baca juga: Kebakaran Rentan Terjadi Saat Kemarau, Ini Tips untuk Mencegahnya

Air yang dibeli dari penjual keliling digunakan Pandu untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK) serta menyiram tanaman dan mencuci mobil.

"Mudah-mudahan segera hujan. Kebanyakan warga di kompleks ini mulai kekeringan," ucap dia.

Penjual air keliling Nino mengaku, hanya memanfaatkan musim kemarau untuk berjualan. Sebelumnya ia menggunakan kendaraan pikap miliknya untuk jasa angkut barang dan material bangunan.

"Memang cukup banyak permintaan. Rata-rata dalam sehari bisa 3.000 liter," kata Nino.

Air yang dijualnya tersebut diambil dari kolam bekas tambang timah yang banyak terdapat di Pangkal Pinang.

Baca juga: Kisah Warga Terpencil yang Merana karena Kemarau: Mandi Dua Hari Sekali karena Krisis Air

Diberitakan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pangkal Pinang memprediksi Kepulauan Bangka Belitung mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) hingga satu bulan ke depan, terhitung sampai 11 Oktober 2019.

Memasuki puncak kemarau September ini memicu terjadinya kekeringan, berkurangnya sumber air tanah serta gangguan debu dan asap.

Warga pun diminta berhati-hati terhadap kebakaran lahan dan menghemat persediaan air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com