Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ali-Lukman Setahun Pimpin Sultra, Akademisi Sebut Birokrasi Jadi Masalah

Kompas.com - 10/09/2019, 11:49 WIB
Kiki Andi Pati,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS.com - Satu tahun sudah Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi-Lukman Abunawas memimpin Provinsi Sultra.

Namun, kinerja internal pemerintahan Ali-Lukman dinilai masih berada di level rendah.

Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), Andi Awaluddin Ma’ruf mengatakan, secara internal organisasi birokrasi Ali- Lukman belum masuk kategori baik, karena masih banyak pejabat eselon II, termasuk sekretaris daerah (sekda) nya dijabat pelaksana tugas alias plt.

"Artinya satu tahun pemerintahan Pak Ali- Lukman di bidang pemerintahan belum tuntas melakukan konsolidasi internal. Ini bisa menjadi kebekuan birokrasi," ungkap Awaluddin saat dihubungi, Senin (9/9/2019) malam.

Baca juga: Setahun Pemerintahan Gubernur Sultra, Klaim Kerja Siang Malam hingga Dinilai Ingkar Janji

 

Sebab menurutnya, Plt tidak bisa menyusun konsep perencanaan secara matang karena jabatan mereka yang belum definitif. Ini menjadi kelemahan pemerintahan yang harus dipikirkan gubernur ke depannya.

Kemudian, lanjut Awaluddin, aspek kebijakan pasangan yang dijuluki AMAN ini dinilai ingkar dari visi saat kampanye politik.

Ini dilihat dari konsep pembangunanya saat ini dengan membangun beberapa proyek pencitraan (mercusuar).

Contohnya Pembangunan Rumah Sakit Jantung, Perpustakaan Internasional, Pengerjaan jalan Kendari- Toronipa dan juga keinginannya membangun kantor gubernur setinggi 17 lantai, sangat bertentangan dengan visinya yakni Sultra Emas.

"Hasilnya tidak akan memberikan dampak yang signifikan kepada kesejahteraan ekonomi masyarakat Sultra. Memang hampir sama corak pemimpin lalu, Pak Nur Alam juga dengan membangun Masjid Al Alam," ujarnya.

Belum lagi jika melihat aspirasi publik Sultra, baik di media massa maupun di media sosial soal infrastruktur jalan yang belum terintegrasi.

Jalan provinsi di beberapa kabupaten di Sultra masih banyak yang rusak parah. Perekonomian Sultra satu tahun pemerintahan AMAN juga dinilai belum punya greget, terutama di bidang ekonomi.

Publik menanti gagasan orisinil AMAN dan timnya untuk menavigasi perekonomian.

Dekan Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBi) UMK, Syamsul Anam mengatakan, sumber pertumbuhan alamiah perekonomian Sultra dari sisi penawaran ditopang oleh pertanian dan pertambangan.

Baca juga: Gubernur Sultra: Situasi di Buton Berangsur Membaik

 

Sayangnya kita kurang mendengar narasi terkait bagamana pengelolaan kedua sektor ini untuk kurun waktu lima tahun ke depan.

"Pemerintah baru saja merilis regulasi penghentian insentif ekspor bagi pemilik smelter. Ini akan menekan ekspor kita. Repotnya saat ini perekonomian Tiongkok mengalami perlambatan," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com