Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah Ini Ditandu Jalan Kaki 18 Km ke Rumah Duka, ke Pemakaman Diangkut Mobil Polisi

Kompas.com - 09/09/2019, 15:05 WIB
Junaedi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Jenazah warga di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, ini terpaksa harus diangkut menggunakan mobil patroli milik polisi sejauh belasan kilometer dari rumah duka di Desa Tapua, Kecamatan Matangnga menuju tempat pemakaman di Desa Piriang.

Hal ini terjadi lantaran tidak adanya fasilitas mobil jenazah dari rumah sakit. Selain itu, infrastruktur jalan yang hancur dan tak pernah dibangun membuat banyak akses jalan ke desa-desa rusak dan tidak terhubung.

Bahkan, sebelum diangkut ke pemakaman menggunakan mobil polisi, jenazah terpaksa ditandu warga secara bergantian dari puskesmas menuju rumah duka sejauh 18 kilometer.

Baca juga: Kamar Jenazah RSUD Salatiga Terbakar, Kerugian Mencapai Rp 1 Miliar

Hal ini juga terpaksa dilakukan karena akses jalan yang rusak.

Cerita miris warga desa terpencil ini bukan kali ini saja terjadi, hampir setiap warga yang bermasalah terkait dengan pelayanan kesehatan dan akses jalan hanya bisa pasrah dengan keadaan mereka. 

Setelah ditandu 18 KM, jenazah warga Matangnga diangkut mobil patroli polisiKOMPAS.COM/JUNAEDI Setelah ditandu 18 KM, jenazah warga Matangnga diangkut mobil patroli polisi

Kapolsek Matangnga, AKP Andi Radi mengatakan, bantuan mobil polisi ini merupakan inisiatif darinya selaku kapolsek yang prihatin melihat kondisi warga.

“Kondisi desanya memprihatinkan, akses jalan hancur dan tak bisa dilalui kendaraan roda empat, karenanya kami berinisiatif, membantu warga karena prihatin dengan kondisi yang dialami warga,” kata Andi.

Sementara, pihak puskesmas setempat beralasan tidak dapat memberikan layanan fasilitas mengantar jenazah ke rumah duka, sebab mobil ambulans mereka hanya diperuntukkan untuk mengantar pasien rujukan yang sakit menuju rumah sakit.

Baca juga: Cerita Dua WNA Asal Selandia Baru Terdampar di Pantai Polewali Mandar

Sebelumnya, dua pekan lalu, seorang pasien dan seorang jenazah ditandu warga secara bergantian sejauh 16 kilometer melintasi pegunungan terjal dan sungai ke rumah duka.

Sejumlah warga menyampaikan rasa prihatin, sementara lainnya mengkritik kinerja pemerintah yang dinilai abai dengan pembangunan infrastruktur desa selama bertahun-tahun. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com