KARAWANG, KOMPAS.com - Setiap pukul 04.00 WIB, Destria Wibowo (42) dan istrinya, Iis Isnayanti (40) harus sudah terjaga.
Mereka harus kembali merapikan ruang guru SDN III Karawang Wetan, Kelurahan Karawang Wetan, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang karena paginya ruangan itu akan digunakan para guru saat kegiatan belajar mengajar di sekolah itu berlangsung.
"Kalau siang, barang-barang seperti alas tidur dan baju dibawa ke warung tempat istri berjualan. Masih di lingkungan sekolah," kata Destria kepada Kompas.com.
Setelah merapikan dan membersihkan ruangan, baru Destria membuang sampah, dan bersih-bersih lingkungan sekolah.
Baca juga: Cerita Destria Wibowo, Penjaga Sekolah yang 14 Tahun Tinggal di Ruang Guru
Usai jam belajar mengajar selesai, mereka kembali merapikan ruang guru. Menggeser meja demi menyisakan ruang untuk tidur. Setiap sore, paling lambat mereka membereskan ruangan guru untuk bermalam pukul 17.50 WIB.
"Sore dipel pagi juga dipel, dirapikan kembali," katanya.
Sudah 14 tahun, Destria, Iis beserta dua anaknya bermalam di ruang guru dengan menggunakan tikar plastik dilapisi sprei.
Sebab, rumah penjaga di sekolah itu rusak, tak dapat ditinggali. Sementara honornya sebagai penjaga sekolah hanya Rp 500.000 per bulan.
Belum lagi honor bagi honorer kategori II itu kerap turun tiga bulan sekali.
"Begini saja, seadanya. Alhamdulillah diberi kesehatan," kata Destria.
Sebelum meminta izin bermalam di ruang guru, Destria dan keluarga tinggal di gudang bersama kursi rusak, tangga, dan benda lain.
Di gudang itu kerap berseliweran nyamuk dan tikus.
"Kondisinya enggak layak," katanya.
Baca juga: Cerita Atun, Guru Honorer yang Bantu Bocah Kumal dan Miskin agar Bisa Bersekolah
Meski honor yang ia terima kecil, Destria tak mengeluh. Sebab, ia menyadari mencari pekerjaan tidak mudah. Apalagi, ia mempunyai anak istri yang harus dinafkahi.
Untuk tambah-tambah, Destria juga mengumpulkan botol plastik bekas.