Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setiap Sura, Kakek Ini Jalan Kaki dari Blora ke Puncak Lawu hingga Tersesat di Hutan

Kompas.com - 07/09/2019, 23:12 WIB
Sukoco,
Farid Assifa

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com  - Masirin (81), warga Desa Wonosemi, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang ditemukan tergeletak di tengah hutan Sabrangan Taman Hutan Raya Ngargoyoso (Tahura) Gunung Lawu oleh pencari rumput ternyata usai berjalan kaki dari Blora.

Mutholib, warga Desa Sidomukti, Kabupaten Karanganyar, yang menjemput Mbah Masirin mengaku tidak tahu pasti kegiatan yang dilakukan Mbah Masirin di puncak Gunung Lawu setiap Bulan Sura atau pergantian tahun baru Jawa.

“Dari Blora jalan kaki, kalau dalam rangka apa saya tidak tahu,” ujarnya melalui sambungan telepon, Sabtu (7/9/2019).

Baca juga: Kakek 81 Tahun yang Ditemukan Tersesat di Hutan Tiap Tahun Mendaki Gunung Lawu

Mutholib yang merupakan tetangga Mbah Masirin di Kabupaten Blora mengatakan, kegiatan mendaki puncak Gunung Lawu setiap Bulan Sura sudah sering dilakukan kakek yang mengalami gangguan pendengaran tersebut, sehingga keluarganya tidak mengkhawatirkan kepergiannya.

Diduga faktor usia dan kelelahan karena jalan kaki dari Blora membuat Mbah Masirin tersesat di Hutan Sabrangan Taman Hutan Raya Ngargoyoso (Tahura) Gunung Lawu, Jawa Tengah.

“Naik ke puncak Gnung Lawu setiap tahun dilakukan Mbah Masirin sehingga keluarganya biasa saja. Baru kali ini sampai tersesat,” imbuhnya.

Sebelumnya, kakek Masirin ditemukan tersesat oleh warga yang sedang mencari rumput.

Mbah Masirin yang nekat mendaki puncak Lawu sendirian dtemukan tergeletak tak berdaya di tengah hutan.

Marwoto, salah satu petugas di Tahura, mengatakan, Mbah Masirin berangkat menuju puncak Lawu melalui pos Cemoro Kandang pada Rabu (4/9/2019). Namun oleh pengelola Pos Cemoro Kandang AGL, kakek tersebut diimbau untuk tidak melakukan pendakian karena faktor usia.

Baca juga: Nekat Naik Ke Puncak Gunung Lawu, Kakek 81 Tahun Ditemukan Tergeletak di Hutan

 

Pada Kamis pagi, kakek Masirin nekat mendaki tanpa sepengetahuan pengelola pendakian.

“Ngakunya naik ke puncak pada Kamis pagi, kemudian tersesat dan ditemukan oleh pencari rumput pada Sabtu pagi,” ujar Marwoto.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com