Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

555 Pendulang di Papua Diselamatkan, Diperkirakan Ada 700 Orang yang Tertinggal

Kompas.com - 07/09/2019, 16:15 WIB
Dhias Suwandi,
Khairina

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Hingga Jumat (6/09/2019), total 555 warga yang diduga berasal dari wilayah pendulangan tradisional di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

Sebelumnya, lokasi penambangan diduga masuk ke Kabupaten Yahukimo yang memang berbatasan langsung dengan Pegunungan Bintang.

"Jumlah data penambang yang masuk di Posko Kemanusiaan Pemda, TNI dan Polri Kabupaten Boven Digoel sebanyak  555 orang," ujar Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal, melalui rilis, Sabtu (7/9/2019).

Baca juga: Jenazah 5 Pendulang Emas Korban Penyerangan di Yahukimo Hilang

Dari 555 orang penambang yang ada di posko pengungsian, sambung Kamal, sebanyak 493 orang pengungsi telah diserahkan kepada pihak keluarga atau ketua kerukunan/paguyuban. Di mana, sebanyak 378 orang diserahkan pada Kamis (6/09/2019).

Kemudian, 115 orang diserahkan pada Jumat dan sisanya, yakni 62 orang masih berada di posko kemanusian untuk dilakukan pendataan dan selanjutnya akan segera diserahkan kepada keluarga atau ketua kerukunan/paguyuban.

"Sementara untuk 9 orang masih dalam perawatan medis di RSUD Tanah Merah," katanya.

Menurut Kamal, polisi meyakini masih ada pendulang lainnya yang berada di lokasi penambangan dan segera dievakuasi oleh aparat.

"Diperkirakan para korban yang masih belum dievakuasi sebanyak kurang lebih 700 orang," katanya.

Baca juga: Polri Duga Penyerangan Pendulang Emas di Yahukimo Spontan

Saat ini,  tim gabungan telah mengirimkan 10 longboat untuk melakukan evakuasi para korban ke daerah Kawi secara bertahap,.

Kamal menyebut, jarak dari Kabupaten Boven Digoel ke daerah Kawi, Pegunungan Bintang, sekitar satu hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com