Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkai Lumba-Lumba Ditemukan, Diduga Mati karena Tumpahan Minyak

Kompas.com - 06/09/2019, 16:36 WIB
Farida Farhan,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Erik Ramdani, warga Karawang, menemukan lumba-lumba mati di Pantai Pelangi, Sungai Buntu, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, Kamis (5/9/2019).

Diduga, lumba-lumba itu mati karena tumpahan minyak.

Erik kemudian melapor ke Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serang (PSPL) Kementerian Kelautan dan Perikanan.

"Penemuan ini segera dilaporkan ke KKP untuk diverifikasi jenis dan penyebab kematiannya," kata Erik.

Baca juga: Cerita Personel TNI Tulungagung Selamatkan Lumba-lumba Terdampar

Erik yang juga dari Koalisi Masyarakat Sipil Karawang mengatakan, ini merupakan verifikasi kematian lumba-lumba ke dua di Karawang semenjak kejadian kebocoran di anjungan lepas pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ)

"Ingat lumba-lumba bukanlah ikan, tapi mamalia dan dilindungi Negara," kata dia.

Mamalia tersebut diduga lumba-lumba jenis hidung botol. Hal ini dilihat dari bentuk rangkanya.

Deden Solihin, Pelaksana Satker DKI Jakarta Loka PSPL Serang mengatakan, lumba-lumba yang ditemukan sudah kode 5, yakni komposit telah rusak. Yang tersisa hanya rangka dan sisa daging.

"Dugaan sementara lumba-lumba itu mati saat mengambil udara ke permukaan, kemudian menghirup minyak," ungkap dia.

Tim verifikator kemudian mengambil sampel kulit, daging dan tulang dari bangkai mamalia.

Pengambilan sampel itu berdasarkan laporan dan perintah langsung dari Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP.

Baca juga: Satu Lumba-lumba Mati di Kolam Hotel, BKSDA Bali Relokasi 4 Lainnya

"Pihaknya akan melakukan uji DNA, histologi, logam berat, dan hidrokarbon. Pihaknya memerlukan waktu satu minggu hingga dua minggu demi hasil uji laboratorium bangkai lumba-lumba," kata dia.

Deden menyebutkan, pada 17 Agustus 2019, warga juga menemukan seekor lumba-lumba mati di pesisir Cilebar.

"Sampel sudah diambil. Saat ini menunggu hasil lab," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com