KARAWANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, akan menggelar Festival Goyang Karawang (Gokar) Internasional pada 26 sampai 29 September 2019.
Festival ini digelar sebagai rangkaian peringatan hari jadi ke-386 Karawang.
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menyebut, Festival Gokar Internasional digelar untuk menunjukkan citra positif tentang goyang Karawang.
Sejumlah kesenian tradisonal Karawang bakal dihadirkan dalam festival ini, di antaranya Jaipong, Ajeng, pencak silat, dan gandu domba.
"Kita berharap ini membawa makna positif untuk Karawang. Menunjukkan "rempeg" dan kompaknya masyarakat Karawang," kata Cellica Kepada Kompas.com, Jumat (6/9/2019).
Selain seni tradisional Karawang, tarian nusantara juga bakal dihadirkan, seperti tari dari Papua, Bali, Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
"Tarian mancanegara juga dipertunjukkan, antara lain Amerika, Prancis, Mesir, Australia, Jepang, India, China, Korea Selatan, Filipina, Kamboja, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam dan Vietnam," kata Cellica.
Cellica menyebutkan, dalam festival ini lebih dari 10.000 penari goyang Karawang bakal mencatatkan rekor Muri Goyang Karawang.
"Terakhir, lebih dari 10.000 yang mendaftar," kata dia.
Baca juga: Selama 2 Hari, Banjir Rob Bercampur Minyak Mentah Melanda Rumah Warga di Karawang
Filosofi goyang Karawang
Sejak zaman penjajahan Belanda, Karawang memang selalu identik dengan “menggoyang”.
Karawang saat itu merupakan lumbung padi sebagai pemasok utama, saat pasukan Mataram menyerbu Batavia (Jakarta).
Ditilik secara filosofis, Karawang juga “menggoyang” Indonesia, lantaran merupakan daerah pangkal perjuangan atau tempat yang menjadi saksi cikal bakal kemerdekaan Indonesia.
Seperti diketahui, pada 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta diamankan ke Rengasdengklok.
Di tempat itu terjadi perdebatan antara golongan muda dengan Soekarno dan Hatta mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.