Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Mbah Kasirah, Tak Punya E-KTP, Hidup Sebatang Kara dan Sakit Tanpa Bantuan Pemerintah

Kompas.com - 06/09/2019, 11:06 WIB
Sukoco,
Khairina

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com  -  Mbah Kasirah (89) warga Desa Keras Wetan, Kabupaten Ngawi Jawa Timur hanya bisa tergolek di atas kasur usang yang berdebu.

Lima tahun terakhir dia menderita sakit pada tenggorokan dan hanya bisa tidur terlentang karena untuk tidur miring lehernya akan terasa sakit.

Untuk memenuhi kebutuhannya, Mbah Kasirah yang hidup sebatang kara hanya menanti belas kasihan tetangga sekitarnya.

“Warga disini urunan, misalnya pampersnya habis giliran keluarga siap yang membelikan,” ujar Suharno, warga Desa Keras Wetan yang selama 20 tahun terakhir merawat Mbah Kasirah, Kamis (5/9/2019).

Baca juga: Kisah Pilu Nenek Amur, Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Teriak-teriak Saat Lapar...

Suharno menambahkan,  20 tahun terakhir Mbah Kasirah tinggal di rumah kosong milik saudaranya.

Meski mengalami kebutaan saat remaja, namun Mbah Kasirah tergolong perempuan rajin karena sebelum sakit dia masak dan membersihkan sediri rumah tempat tinggalnya.

“Karena buta kerjanya ya bersih bersih rumah sama masak. Kebutuhan hidupnya ya menunggu ada warga yang ngasih,” imbuhnya.

Mbah Kasirah mengaku tidak bisa bangun. Untuk makan dan minum dia lakukan sendiri dengan cara tiduran. Dia mengaku tenggorokannya terasa sakit saat menelan makanan maupun minum.

“Sakit di leher sebelah kanan ini. Nggak bisa bangun, makan ya sambil tiduran,” ujarnya.

Mbah Kasirah mengaku mengalami kebutaan sejak remaja. Dia hanya bisa berharap pada bantuan warga karena hidup sebatang kara.

“Kalau makan ya nunggu ada warga yang ngasih,” tambahnya.

Meski hidup sebatang kara dan hidup dari belas kasihan warga, namun Mbah Kasirah tidak pernah menerima bantuan dari pemerintah.

Baca juga: Kisah Pilu Nenek Amur, Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Teriak-teriak Saat Lapar...

Kaur Umum Desa Keras Wetan Sukamto mengatakan, pihak desa sudah mengusulkan nama Mbah Kasirah kedalam daftar penerima bantuan, namun sampai saat ini nama Mbah Kasirah tidak pernah muncul sebagai penerima bantuan.

“Masalahnya Mbah Kasirah itu tidak mempunyai e-KTP, karena syarat untuk mendapatkan bantuan harus memunyai e-KTP,” ujarnya saat ditemui di kantor desa.

Plt Sekertaris Desa Keras Wetan Gunari mengatakan, Mbah Kasirah memang memiliki KTP, namun saat perekaman dan foto e-KTP Mbah Kasirah tidak datang sehingga tidak memiliki e-KTP.

Dia mengaku perangkat desa sudah mendatangi mbah Kasirah dan menyerahkan bantuan hasil dari patungan para perangkat.

“Sejak ramai di medsos kemarin kami sudah mendatangi Mbah Kasirah dan menyampaikan bantuan. Kita harapkan warga nanti melapor kalau kebutuhan pampers Mbah Kasirah habis,” katanya.

Gunari mengaku, tahun ini pemerintah desa juga mengusulkan kembali nama mbah Kasirah ke dalam keluarga yang berhak mendapat bantuan.

“Sudah kami usulkan, tapi yang berhak menentukan kan pemerintah pusat,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com