Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Terdampak Waduk Jatigede Sumedang Ancam Blokade Jalan Nasional dan Bawa Lebih Banyak Massa

Kompas.com - 05/09/2019, 17:26 WIB
Aam Aminullah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa puluhan warga terdampak Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat berakhir dengan kekecewaan.

Dalam aksinya, puluhan massa sempat memblokade jalan nasional penghubung Bandung-Cirebon hingga 15 menit lamanya sebelum pihak kepolisian menghentikan aksi tersebut, Rabu (4/9/2019).

Massa pun bertahan dengan memblokade akses masuk menuju kawasan Induk Pusat Pemerintahan (IPP) Kabupaten Sumedang.

Selain mengganggu mobilisasi pengguna Jalan Raya Bandung-Cirebon, aksi blokade di jalan nasional dan pintu masuk kawasan IPP ini juga mengganggu aktivitas PNS di lingkungan Pemkab Sumedang tersebut.

Baca juga: Unjuk Rasa, Warga Terdampak Waduk Jatigede Sumedang Blokade Jalan Nasional

Minta bertemu Bupati Sumedang

Sebelumnya, massa menunggu kedatangan Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir sejak Rabu (4/9/2019) pukul 10.00 WIB, di kawasan

Namun hingga pukul 15.30 WIB, Bupati tak kunjung menemui warga terdampak Waduk Jatigede yang hendak menyampaikan aspirasi berbagai dampak sosial yang hingga saat ini belum tuntas.

Massa, akhirnya membubarkan diri setelah mendapatkan kepastian bahwa Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir akan menemui mereka pada Selasa (10/9/2019) pekan depan.

Asda Pemerintahan Pemkab Sumedang Endah Kusyaman memberikan kepastian itu dengan menandatangani surat pernyataan sesuai keinginan massa, bahwa Bupati Sumedang akan menemui warga terdampak pada Selasa, pekan depan.

"Pak bupati hari ini (Rabu) belum bisa hadir menemui warga. Pak bupati bisa bertemu hari Selasa atau Rabu depan. Setelah berdialog, warga menyepakati hari Selasa," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu sore.

Baca juga: Saat Surut, Waduk Jatigede Sumedang Tampak Seperti Kota Mati

Aksi blokadi jalan nasional

Sementara itu, Koordinator Aksi Rokhmat Hidayat menyebutkan, setelah mendapatkan kepastian bahwa Bupati Sumedang bisa menemui warga terdampak Waduk Jatigede, massa yang akan datang nanti (Selasa depan) lebih banyak lagi.

"Jika bupati kembali melanggar kesepakatan dengan tidak menemui kami pada hari Selasa nanti, kami tidak akan segan untuk memblokade jalan nasional lagi. Kami blokade lebih lama lagi. Harapan kami, nanti bupati bisa hadir, mendengarkan keluh kesah kami," sebutnya.

Rakhmat menambahkan, warga terdampak Waduk Jatigede tidak menginginkan hal yang muluk. Di luar penyelesaian berbagai persoalan pasca-penggenangan Waduk Jatigede, empat tahun silam. Tepatnya, 31 Agustus 2019.

Rakhmat menuturkan, berbagai persoalan itu di antaranya terkait masalah ganti rugi kepemilikan rumah atau bangunan dan tanah warga yang terlewat.

Menuntut hak warga yang hingga saat ini belum memiliki tempat tinggal.

Baca juga: 5 Fakta Penampakan Waduk Jatigede Saat Kemarau, Sudah 2 Bulan Surut hingga Jadi Lokasi Wisata Baru

Soal kompensasi

Menuntut Pemkab Sumedang agar mendorong penyelesaian hak warga yang saat ini telah mendapat putusan dari Pengadilan Negeri Sumedang tentang kompensasi, namun belum diterima.

Menuntut hak pemanfaatan zona pengairan untuk pemulihan ekonomi. Lalu, menuntut hak pemanfaatan ruang umum Jatigede untuk pemulihan ekonomi, sosial, dan budaya.

Kemudian, menuntut pembenahan dan penanganan situs dan cagar budaya yang terdampak pembangunan Waduk Jatigede. Baik yang belum maupun yang sudah dipindahkan.

"Selain itu, saat ini masih banyak warga terdampak yang menganggur akibat lahan mereka hilang, dan masih banyak lagi dampak sosial pasca-penggenangan Waduk Jatigede, empat tahun yang lalu," katanya. 

Baca juga: Penampakan Eks Permukiman Warga Saat Waduk Jatigede Surut Drastis Akibat Kemarau

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com