Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Emil Dardak soal ASN Tersangka Rasial terhadap Mahasiswa Papua

Kompas.com - 05/09/2019, 13:57 WIB
Andi Hartik,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menyerahkan proses hukum Syamsul Arifin (SA) kepada pihak kepolisian.

Syamsul Arifin merupakan oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kota Surabaya yang menjadi tersangka rasial terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.

Syamsul Arifin sudah ditahan sejak Selasa (3/9/2019) bersama tersangka lainnya, Tri Susanti alias Susi.

“Kami menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk memproses sesuai aturan yang berlaku,” kata Emil, di Universitas Brawijaya (UB) Kota Malang, Kamis (5/9/2019).

Baca juga: Fakta Baru Kerusuhan Asrama Papua, 2 Tersangka Ditahan hingga Oknum ASN Terlibat

Dia mengatakan, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) memiliki standar prosedur operasional terkait dengan ASN yang terlibat dalam kasus hukum.

Karena itu, dirinya menghormati proses hukum yang sedang ditangani oleh Polda Jawa Timur.

“Tentunya hukum ini kami harus ikuti prosesnya. Tidak boleh kami mendahului apa yang menjadi suatu prosedur termasuk terkait kepegawaian. Jadi, saya rasa BKD di tingkat Pemkot punya SOP dan menghormati proses hukum yang berlangsung di kepolisian,” kata dia.

Hindari kata tidak pantas

Emil mengatakan, Gubernur Jawa Timur selalu menekankan supaya masyarakatnya tidak menggunakan kata-kata yang tidak pantas. Termasuk dalam hal yang berkaitan dengan konflik.

“Yang jelas Ibu Gubernur menanamkan kepada seluruh masyarakat Jawa Timur, hidarilah menggunakan kata-kata yang tidak pantas. Untuk apapun itu, dalam segala hal. Jadi masyarakat yang adem. Kita tidak boleh kemudian cepat-cepat mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas,” ujar dia.

Menurut dia, rasisme terhadap mahasiswa Papua yang terjadi di Surabaya tidak mencerminkan masyarakat Jawa Timur secara keseluruhan.

Baca juga: Salah Satu Tersangka Kasus Kerusuhan di Asrama Papua ASN Pemkot Surabaya

 

Emil mengatakan, masyarakat Jawa Timur selalu menggunakan pendekatan musyawarah dan cara-cara persuasif untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi di tengah masyarakat.

“Kami ingin menyampaikan bahwa apa yang terjadi, apabila keluar dari satu atau dua atau sekelompok individu itu sama sekali tidak mencerminkan budaya masyarakat Jawa Timur yang mendorong Jatim harmoni, masyarakat yang mengedepankan musyawarah, pendekatan yang persuasif dalam menyikapi segala konflik atau segala hal yang ada di masyarakat kita,” ujar dia.

Karena itu, Emil dan Forkopimda di Jawa Timur mengajak kepada semua elemen masyarakat untuk bersama-sama dan selalu mendorong pada semangat kebangsaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com