Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Depresi, Mahasiswa S2 ITB Ditemukan Tewas Gantung Diri

Kompas.com - 04/09/2019, 16:02 WIB
Agie Permadi,
Khairina

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Seorang mahasiswa pascasarjana (S2) Institut Teknologi Bandung (ITB) ditemukan tewas gantung diri di kamar kosnya. Polisi menduga korban mengalami depresi.

Kapolsek Coblong AKP Auliya Djabar menjelaskan, peristiwa naas itu terjadi di kamar indekos korban di Jalan Sadang Hegar, Kelurahan Sekeloa, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Selasa (3/9/2019) sore sekitar pukul 17.15 WIB. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban yang diketahui bernama Muhtar Amin (25), ditemukan saksi yang curiga ketika melihat tali tambang berwarna biru terlilit di kusen pintu kamar korban. Setelah dilakukan pengecekan, pintu tak bisa terbuka lantaran terganjal badan korban.

"Terlihat korban sudah dalam keadaan tergantung membelakangi pintu," tuturnya, Rabu (4/9/2019).

Baca juga: Seorang Pria Gantung Diri dan Menyiarkannya Secara Live di Instagram

Saksi kemudian berupaya memotong tali dengan gunting hingga korban terlepas. Warga langsung masuk dan melaporkannya ke polsek setempat.

Menurut Aulia, tidak ada bekas kekerasan fisik di tubuh korban. Namun, polisi menemukan surat dari sebuah rumah sakit di Kota Bandung.

"Ditemukan surat kontrol dari RS Melinda 2 kejiwaan menerangkan bahwa korban mengalami depresi," ujarnya.

Korban yang merupakan warga Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo ini kemudian dibawa ke RSHS Bandung. 

Dihubungi terpisah, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi ITB Miming Miharja mengaku kaget dan tidak menyangka jika korban bisa melakukan tindakan sejauh itu.

Padahal, korban merupakan salah satu mahasiswa yang memiliki catatan prestasi yang baik, seperti pernah meraih juara Olimpiade IPA ketika mengenyam bangku Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, hingga mendapat beasiswa ke Turki.

Baca juga: Dosen UGM yang Gantung Diri Dikenal Jenius

Di ITB sendiri, korban tercatat sebagai mahasiswa sarjana Teknik Elektro angkatan tahun 2014, yang kemudian melanjutkan Pascasarjana Mikro Elektronika pada tahun 2018. Saat ini korban masih menginjak semester II.

"IPK S2 juga mencapai 3,88 skala 4,0, anaknya pandai dan sangat rajin ya, jadi dalam konteks kinerja belajar mestinya tidak ada masalah, karena baik-baik saja," ujarnya.

Meski begitu, pihaknya tidak mengetahui persis bagaimana lingkungan pergaulan korban. Namun dari blog pribadinya terdapat beberapa keluhan korban.

"Dari blognya terindikasi ada beberapa keluhan-keluhan tapi yang wajar seperti biasa, tidak ada yang menduga bisa bertindak sejauh itu," katanya.

"Dia punya cukup banyak sahabat dan kalau saya dengar dari teman-temannya ya kaget, tidak menyangka kejadian seperti ini," tuturnya.

Kini jenazah korban sudah dibawa pihak keluarga untuk kemudian disemayamkan di rumah duka.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com