Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemda Magetan Diminta Dampingi Angga yang Hadapi Pilihan Amputasi atau Kemoterapi

Kompas.com - 04/09/2019, 15:22 WIB
Sukoco,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com  - Anggota DPRD Kabupaten Magetan, Jawa Tmur, meminta pemerintah daerah memberikan pendampingan kepada Angga Febrianto (15) yang menderita tumor ganas pada lengan kanannya, pasca jatuh saat latihan futsal bersama temannya.

Anggota DPRD Kabupaten Magetan Suyono mengatakan, menghadapi pilihan tangan yang harus diamputasi atau menjalani kemoterapi di usia yang masih remaja adalah kenyataan yang sulit dihadapi.

Menurut Suyono, dibutuhkan dukungan agar remaja tersebut mampu menjalani pengobatan dengan baik.

“Pemerintah daerah seharusnya mendampingi, memberikan pemahaman kalau memang jalan terbaik amputasi, artinya ada orang yang sukses dengan kondisi seperti yang dialami Angga,” ujar Suyono, Rabu (4/9/2019).

Baca juga: Kisah Mbah Wardi yang Tunanetra, Jatuh ke Sungai hingga Tinggal di Pos Ronda

Kondisi keluarga Angga yang kurang mampu juga dinilai membutuhkan bantuan dari pemerintah. Apalagi, Angga harus bolak-balik ke Solo, Jawa Tengah.

Adapun, orangtua Angga hanya bekerja sebagai pemulung dan pekerja serabutan.

Meski Angga mengunakan BPJS, menurut Suyono, perlu ada bantuan biaya transportasi untuk meringankan beban orang tua Angga.

“Dengan kondisi orangtua Angga yang kurang mampu, sudah selayaknya dibantu biaya pengobatannya,” kata Suyono.

Sebelumnya, Angga Febrianto warga Desa Durenan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, menghadapi pilihan yang dilematis.

Dokter di Rumah Sakit Umum Moewardi Solo menganjurkan lengan kanan Angga yang digerogoti tumor ganas untuk diamputasi.

Pilihan lainnya adalah melanjutkan kemoterapi.

Angga yang sebelumnya telah menjalani 2 kali kemoterapi mengalami rasa yang sangat menyakitkan pasca kemoterapi ke 3.

Selain rambutnya rontok, Angga juga mengalami demam, mual, muntah dan bahkan harus dialkukan transfusi darah selama seminggu.

Akhir Agustus 2019, seharsunya Angga menjalani kemoterapi jika tetap menolak dilakukan amputasi.

Sukiran, Ayah Angga, mengaku tidak tahu harus berbuat apa, saat anaknya enggan menjalani amputasi maupun kemoterapi.

Dia mengaku hanya bisa berupaya memberikan pengobatan alternatif dengan cara pengobatan herbal.

Di tengah keterbatasan ekonomi, Sukiran yang berprofesi sebagai pemulung hanya bisa berharap ada bantuan moril maupun materil, agar anaknya bisa menjalani pengobatan

“Semoga Angga bisa cepat sembuh dan bisa main bola lagi. Saya hanya pasrah pilihan Angga, karena diamputasi atau kemoterapi sama beratnya,” ujar Sukiran.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com