Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketum PP Muhammadiyah: Menangani Papua Tidak Bisa Instan

Kompas.com - 02/09/2019, 16:20 WIB
Andi Hartik,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menilai, penanganan persoalan terkait Papua tidak bisa instan. Apalagi, situasinya berkaitan dengan integritas nasional.

"Menangani Papua sebagaimana situasi seperti ini tidak bisa instan," kata Haedar, saat menghadiri Pesmaba Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Senin (2/9/2019).

Haedar menilai, pemerintah telah serius menangani persoalan Papua belakangan ini. Hanya saja, pemerintah harus lebih fokus.

"Kami melihat ada kesungguhan dari pemerintah, TNI-Polri dan juga pemerintah daerah. Tapi, mungkin perlu ada intensitas yang lebih tinggi, untuk secara fokus dalam menyelesaikan Papua sehingga ada langkah jangka pendek dan langkah jangka panjangnya apa," kata dia.

Baca juga: Terlibat Demo di Papua, 4 Warga Australia Dideportasi

Haedar mengajak semua kekuatan nasional baik lokal maupun pusat untuk bersama-sama mencari solusi terhadap persoalan Papua.

Haedar meyakini, ada solusi yang bersifat integrasi untuk mengatasi persoalan yang tengah terjadi.

"Saya pikir bangsa ini cukup matang. Dari pengalaman sejarah di mana-mana, di Papua, Aceh, Poso, Maluku, Ambon. Karena itu, jadikan sebagai pelajaran dalam mengambil peran yang integratif," ujar dia.

Masyarakat di Papua, kata dia, juga ingin damai. Mereka juga ingin hidup bersama sebagai bangsa Indonesia.

"Saya percaya juga masyarakat Papua ingin hidup damai bersama dengan seluruh warga bangsa. Ada letupan-letupan kita selesaikan dengan secara seksama," ujar dia.

Haedar mengatakan, Muhammadiyah memiliki empat universitas di Papua dan Papua Barat. Muhammadiyah juga memiliki lembaga pendidikan di daerah itu.

Baca juga: Brimob Polda Kepri Hibur Anak-anak Demi untuk Pulihkan Keamanan di Papua

Tokoh lembaga pendidikan itu sudah beradaptasi dan menyatu dengan masyarakat setempat.

"Kami bahkan punya tempat untuk usaha pemberdayaan masyarakat," kata dia.

"Nah, semangat Muhammadiyah adalah semangat integrasi nasional, semangat integrasi sosial, dan semangat pluralitas yang produktif, bahwa seluruh kekuatan bangsa dalam keberagaman selain harus hidup damai saling toleransi dan terus saling memajukan. Kita sudah berperan," terang dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com