Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Cerorot, Jajanan Khas yang Ikut Meriahkan Karnaval Heritage Lombok Sumbawa

Kompas.com - 02/09/2019, 12:04 WIB
Karnia Septia,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Karnaval bertajuk Heritage Lombok Sumbawa yang menampilkan beragam seni tradisi masyarakat Lombok dan Sumbawa digelar di sepanjang jalan protokol Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (1/9/2019).

Kegiatan yang dirangkai dengan Symposium International Asia Pacific Geopark Network (APGN) 2019 itu dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur NTB Siti Rohmi Djalilah.

Gelaran budaya tersebut menampilkan beragam atraksi seni budaya suku Sasak, suku Samawa dan suku Mbojo di NTB.

Kegiatan ini menampilkan peragaan busana dari sampah daur ulang, atraksi seni dan budaya, hingga menampilkan beragam kuliner dan kearifan lokal lainnya.

Salah satu kuliner yang ditampilkan dalam Heritage Lombok Sumbawa adalah jajanan cerorot, yang merupakan salah satu panganan tradisional masyarakat Lombok.

Tamu mancanegara peserta APGN yang hadir diajak serta membuat jajanan cerorot.

Baca juga: Tradisi Roah di Lombok Tengah, Bersyukur dan Kumpulkan Tenaga Usai Shalat Idul Adha

Adapun, cerocot merupakan makanan yang terbuat dari tepung beras, santan dan gula merah yang dibalut dengan janur, atau daun kelapa yang masih muda.

Cara pembuatan jajanan tradisional ini langsung dipraktikkan oleh Wagub Rohmi.

Tak hanya cara membuat, cara unik menyantap cerorot juga dipraktekkan di hadapan para peserta APGN.

He Qiencheng selaku Koordinator APGN yang hadir bersama puluhan delegasi peserta sidang UGG, tampak menikmati jajanan cerorot yang disajikan.

Ia bersama Wagub Rohmi sempat ikut membuat bungkus jajanan tradisional cerorot yang dibalut janur kuning.

Namun, meski beberapa kali mencoba melilitkan janur membentuk lingkaran mengikuti arahan instruktur, ia tidak berhasil membuatnya.

Selain menikmati cerorot, para tamu juga antusias melihat atraksi seni budaya yang ditampilkan mulai dari penampilan musik tradisional gendang beleq dan peresehan dari Lombok.

Kemudian, Maulid Adat Bayan yang menampilkan tradisi menutu atau menumbuk padi secara tradisional.

Selain itu, tradisi Lu'u Daha dari Kabupaten Dompu yang menampilkan keahlian seni bela diri para prajurit, hingga kolaborasi permainan rakyat barapan kebo dan tari Kolong dari Sumbawa Barat yang bercerita tentang menjaga air sebagai sumber kehidupan.

Wagub Rohmi dalam sambutannya menyatakan, kegiatan ini merupakan momentum berharga bagi masyarakat di NTB untuk bangkit.

"NTB sebagai salah satu tempat terindah di dunia merupakan daerah yang nyaman untuk dikunjungi. Kita berharap seluruh dunia melihat bahwa NTB siap menerima visitor," kata Rohmi.

Kebanggaan masyarakat NTB sebagai tuan rumah Symposium APGN juga membangkitkan optimistis akan kembali pulihnya pariwisata NTB pasca bencana gempa beberapa waktu lalu.

Gelaran karnaval yang melibatkan ratusan orang dari beragam budaya yang dimiliki NTB tersebut diapresiasi oleh masyarakat internasional melalui kehadiran peserta symposium APGN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com