Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama 2 Hari, Banjir Rob Bercampur Minyak Mentah Melanda Rumah Warga di Karawang

Kompas.com - 31/08/2019, 11:52 WIB
Farida Farhan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Tumpahan minyak mentah terbawa banjir rob dan masuk ke rumah-rumah warga di Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang.

Akibat kejadian selama dua hari berturut-turut itu, sejumlah warga mengeluhkan pusing dan gatal.

"Jam 20.00 malam rob datang, dan minyak (oil spill) masuk. Ini (dapur) penuh dengan minyak," kata Serin (65) kepada Kompas.com, Sabtu (31/8/2019).

Baca juga: Ceceran Tumpahan Minyak di Cemarajaya Karawang Meluas hingga Masuk ke Rumah Warga

Serin bersama anaknya kemudian membersihkan oil spill yang masuk ke rumah mereka menggunakan alat seadanya, seperti centong dan cangkul.

Kemudian, minyak mentah itu dimasukkan ke dalam karung.

Akibat banjir rob yang membawa ceceran minyak mentah itu, sudah dua malam ia terpaksa berjaga.

"Kami bersihkan dari jam 23.00 malam sampai pagi, enggak tidur. Kalau enggak dibersihkan nanti enggak bisa buat kue. Sehari-hari saya jualan kue," kata Serin.

Ia berharap tumpahan minyak cepat berhenti, agar ia tak menyusahkan warga.

Sebab, selain sulit dibersihkan, ia juga mengaku kerap merasa pusing akibat bau minyak mentah itu.

Belum lagi gatal-gatal jika kulit terkena oil spill.

"Sudah dua kali berobat ke posko kesehatan. Di kasih obat, tapi pusing kembali. Kemudian saya berobat ke dokter di Rengasdengklok," kata Serin.

Kebocoran minyak mentah dari sumur lepas pantai YY-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) diperkirakan baru bisa dihentikan akhir September atau awal Oktober 2019 mendatang.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang Wawan Setiawan, setelah dirinya bertemu pihak PHE ONWJ, pada Jumat (30/8/2019).

"Menurut keterangan pihak Pertamina, peningkatan pencemaran di Pantai Cemarajaya bukan akibat meningkatnya volume minyak yang tumpah. Hal itu terjadi karena gelombang pasang dan angin bertiup lebih kencang dari biasanya," kata Wawan.

Selain itu, karena gelombang laut cukup tinggi, tidak semua tumpahan minyak mentah tertangkap. Tumpahanya minyak itu akhirnya terbawa gelombang menuju pantai," kata Wawan.

Pertamina, kata Wawan, masih berusaha menutup pipa yang bocor dengan cara membangun sumur baru.

Saat ini, pemboran sumur baru mencapai kedalaman 6.200 kaki atau baru mencapai 62 persen dari rencana.

Dari sumur baru itu, nantinya akan dipompa lumpur padat guna menutup sumur yang bocor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com