Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Ibu Kota Negara, Pemkab Penajam Paser Utara Minta Masukan Akademisi UGM

Kompas.com - 29/08/2019, 18:20 WIB
Wijaya Kusuma,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, melakukan audiensi dengan akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM).

Audiensi ini untuk menyerap masukan dari akademisi lintas disiplin ilmu dari UGM terkait rencana pembangunan ibu kota baru di wilayah Penajam Paser Utara (PPU).

Hadir mewakili Bupati, untuk audiensi dengan para akademisi lintas ilmu UGM, Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Kabupaten PPU, Niko Herlambang.

Niko mengatakan, berdasarkan penjelasan kepala Bappenas, 40.000 hektar pengembangan ibu kota pertama itu ada di PPU.

"40.000 hektar di kawasan kami, artinya kami harus bersiap-siap. Jangan sampai nanti ibu kotanya terbangun, kami tidak siap," ujar Niko usai audiensi di UGM, Kamis (29/8/2019).

Baca juga: Sebelum Dipilih Jadi Ibu Kota, Penajam Paser Utara Disebut Tertinggal dan Dianaktirikan

Niko menyampaikan masukan dari akademisi UGM  sangat penting bagi Pemkab PPU.

Sebab pihaknya harus segera mempersiapkan segala sesuatunya mengingat wilayahnya sudah ditetapkan sebagai salah satu lokasi ibu kota negara.

Beberapa hal yang dibahas dalam audiensi dengan para akademisi lintas ilmu dari UGM meliputi zonasi tata ruang, insfrastruktur, kesiapan pangan, ketersediaan air dan SDM.

"Kami mau prepare bagaimana persiapan pembangunan dan aspek tata ruang yang kami siapkan dalam rangka mengakselerasikan pembangunan ibu kota negara," ucapnya

Saat audiensi ada beberapa masukan dari akademisi UGM untuk PPU. Salah satunya mengenai kesiapan masyarakat.

"Tadi ada masukan bagus dari UGM, bahwa kesiapan manusia jadi hal paling fundamental," tandasnya.

Baca juga: Penajam Paser Utara Jadi Ibu Kota Baru, Ini Strategi Cegah Spekulan Tanah

Karenanya, pihaknya akan melakukan sosialiasi dan mempersiapkan masyarakat. Agar jangan sampai nantinya masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara tersisihkan.

"Kalau kami bisa membangun ibukota tapi nanti sebagian masyarakat kami tersisihkan, ini jadi problem besar buat kami. Jadi kami tidak ingin itu terjadi dan kami akan menyiapkan SDM kami," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com