Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Warga Pedalaman Flores : 74 Tahun Indonesia Merdeka, Tetapi Kami Belum Menikmati Kemerdekaan Itu

Kompas.com - 29/08/2019, 10:16 WIB
Nansianus Taris,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Warga Kampung Leng, Napungdagar, dan Warut Desa Watu Diran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, NTT, merasa belum merdeka meski bangsa Indonesia sudah bebas dari penjajahan asing.

Pengakuan warga 3 kampung tersebut bukanlah tanpa sebab dan dasar yang jelas.

Betapa tidak, warga di bagian pedalaman Kabupaten Sikka itu, selama 74 tahun Indonesia merdeka, belum menikmati infrastruktur dasar seperti jalan aspal, listrik, air minum bersih, dan sinyal telepon.

Hingga di usia ke-74 RI, jalan menuju 3 kampung ini belum dirabat apalagi diaspal. Tidak ada perhatian pemerintah.

Baca juga: HUT ke-74 RI, Upacara Bendera Digelar di Bawah Laut Teluk Maumere

 

Begitu pula dengan air minum, mereka masih mengandalkan air sungai.

Untuk penerangan malam, warga di 3 kampung tersebut mengandalkan lampu pelita.

Sementara untuk sinyal, mereka mesti berjalan kaki sejauh 3 kilometer untuk bisa menelepon.

"Negara ini sudah 74 tahun merdeka. Tetapi kami belum menikmati kemerdekaan itu. Kami di sini sama sekali belum merdeka," ungkap Yakobus Jowe, warga Kampung Warut, kepada Kompas.com, Rabu (28/8/2019).

"Jalan raya sama sekali belum diperhatikan. Kondisinya sangat buruk. Kami di sini juga belum masuk listrik, air minum bersih, dan sinyal telepon. Inilah mengapa kami merasa belum merdeka. Kami juga tidak tahu. Apa alasan kami di sini dianaktirikan pemerintah," sambung Yakobus.

Ia mengungkapkan, puluhan tahun warga ketiga kampung itu sangat merindukan perhatian pemerintah terhadap infrastruktur dasar masyarakat. Tetapi, hingga kini, kerinduan itu tidak pernah direspons.

"Selama ini juga kami pasrah saja dengan keadaan ini. Sulit sebenarnya, hanya mau bagaimana. Mau teriak, teriak kepada siapa dan melalui siapa," ungkap Yakobus.

"Kami minta tolong, sampaikan kondisi dan keluh kesah warga di sini kepada pemerintah. Kalau bisa, kepada bapak Presiden Jokowi, tolong perhatikan kami di sini. Kami juga warga Indonesia. Di sini kami diabaikan oleh pemerintah," lanjut dia.

Sementara itu, Ambrosius Ambo warga Kampung Leng menuturkan, saat kampanye pada tahun 2018 lalu, Bupati dan Wakil Bupati Sikka menjanjikan sinyal, jalan, air minum bersih, dan listrik atau disingkat Sijalin.

"Itu janji mereka saat kampanye di sini. Sekarang kami tuntut itu semua. Tolong perhatikan sinyal, jalan raya, air minum bersih, dan listrik. Tolong tulis ini teman-teman dari media. Sampai di mana saja. Biar pemerintah buka mata melihat penderitaan kami di sini," tutur Ambrosius.

Baca juga: Cerita Penjual Bendera, dari Garut ke Maumere hingga Meraup Rp 6 Juta Sehari

Ia mengungkapkan, akibat tidak diperhatikan infrastruktur jalan, warga 3 kampung di Desa Watu Diran susah untuk menjual hasil komoditi ke Kota Maumere.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com