Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilang Misterius, 4 Korban yang Kerangkanya Ditemukan di Banyumas Sempat Dikaitkan dengan Gafatar

Kompas.com - 28/08/2019, 09:00 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Khairina

Tim Redaksi

BANYUMAS, KOMPAS.com — Teka-teki "hilangnya" tiga anak dan cucu Misem, warga Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, selama hampir lima tahun terakhir akhirnya terungkap.

Ketiga anak Misem, Supratno alias Ratno (51), Sugiono alias Yono (46), dan Heri Sutiawan alias Heri (41), serta cucu Misem, Vivin Dwi Loveana alias Pipin (22), anak Ratno, selama ini terkubur di belakang rumah dan ditemukan tinggal kerangka.

Sebelum geger kabar penemuan kerangka Sabtu (24/8/2019) petang, mereka dikabarkan merantau entah ke mana.

Baca juga: Polisi Ungkap Detik-detik Pembunuhan Satu Keluarga yang Kerangkanya Ditemukan di Kebun di Banyumas

 

Namun, ada pula yang berspekulasi hilangnya mereka terkait dengan organisasi atau kelompok terlarang.

Ratno dan Vivin adalah yang paling menimbulkan tanda tanya.

Ratno adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas sebagai petugas perpustakaan di SMP Negeri 4 Banyumas, sedangkan anaknya kala itu masih berstatus mahasiswi di IAIN Purwokerto.

Kepala Tata Usaha (TU) SMP Negeri 4 Banyumas Suparyo mengatakan, Ratno kali terakhir datang ke sekolah 4 Oktober 2014 atau lima hari sebelum hari naasnya 9 Oktober 2019.

Bahkan, pada 9 Oktober pihak sekolah mendatangi kediaman Misem untuk mengonfirmasi keberadaan Ratno.

Jawaban yang didapat kala itu dari Saminah, adik Ratno yang kini jadi tersangka, adalah merantau ke luar kota.

"Pada saat itu Kepala TU lama dan rekan kerja ke sana untuk konfirmasi, Saminah jawabannya (Ratno) pergi meninggalkan rumah bersama anak perempuannya sejak tanggal 4 Oktober," kata Suparyo saat ditemui, Selasa (27/8/2019).

Baca juga: Ini Cara Ibu dan 3 Anaknya 5 Tahun Tutupi Pembunuhan Satu Keluarga yang Kerangkanya Ditemukan di Banyumas

Pihak sekolah akhirnya mengirimkan surat teguran secara bertahap karena PNS tersebut tidak masuk tanpa kabar. Hingga akhirnya Ratno diberhentikan secara hormat pada 17 Maret 2015.

"Setelah menghilang, pada saat itu muncul kasus Gafatar sehingga orang-orang berspekulasi jangan-jangan ikut Gafatar. Asumsi awal ikut Gafatar, setelah itu enggak tahu," ujar Nasrun, salah seorang guru senior di SMP Negeri 4 Banyumas.

Spekulasi tersebut muncul karena pada saat itu ramai kasus Gafatar di mana saat itu ada beberapa warga Banyumas yang turut bergabung dengan Gafatar di Kalimantan.

Hal senada disampaikan Wakil Kepala SMP Negeri 4 Banyumas Sunandar. Rekan di sekolah sempat beberapa kali menghubungi telepon seluler. Namun, telepon tidak pernah aktif.

"Waktu itu sempat muncul spekulasi juga apakah ikut pengajian tertentu atau apa. Bapaknya ikut anaknya atau anaknya yang ikut bapaknya," ujar Sunandar.

Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun mengatakan, pihak kampus juga sempat mencari keberadaan Vivin. Namun, jawaban serupa yang didapatkan dari keluarga, mereka merantau.

Seperti diketahui, polisi telah menetapkan empat tersangka dalam kasus tersebut. Mereka adalah Saminah (53), anak Misem (76), dan ketiga anak Saminah, yaitu Sania Roulitas alias Sania (37), Irvan Firmansyah alias Irvan (32), dan Achmad Saputra alias Putra (27).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com