Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plus-Minus Pemblokiran Jaringan Data Telkomsel di Papua

Kompas.com - 24/08/2019, 17:13 WIB
Dhias Suwandi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Sejak Senin (19/08/2019) sore, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melakukan pemblokiran layanan data Telkomsel di sejumlah wilayah di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Meski pada awalnya menggunakan kata "pembatasan", pada akhirnya Kementerian kominfo akhirnya mengakui melakukan pemblokiran sehingga layanan data sama sekali tidak tersedia.

Kini, memasuki hari ke-6, banyak pro kontra bermunculan terkait kebijakan yang bertujuan untuk meminimalisir menyebarnya kabar tidak benar mengenai respons terhadap dugaan tindakan rasisme yang diterima mahasiswa Papua.

Dari sisi keamanan, aparat keamanan menganggap, kebijakan tersebut sangat membantu untuk menjaga situasi tetap kondusif.

Baca juga: Oknum Polisi yang Diduga Berikan Miras ke Mahasiswa Papua Dinonaktifkan dari Jabatannya

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal menyebut, pemblokiran jaringan data sangat efektif untuk mengantisipasi penyebaran hoaks, sehingga sejauh ini situasi keamanan di Papua relatif terkendali.

"Pemblokiran internet di wilayah Papua sangat efektif menekan beredarnya hoaks, baik yang datang dari luar Papua maupun dari dalam Papua," ujar Kamal, di Jayapura, Sabtu (24/8/2019).

Ia pun meminta masyarakat untuk bisa memahami keputusan pemerintah yang ingin menjamin kondisi keamanan tetap stabil.

Hal senada pun disampaikan oleh Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol CPL Eko Daryanto, yang menilai sejauh ini pemblokiran jaringan data terbukti bisa membuat aksi-aksi protes di beberapa kabupaten/kota berjalan tertib.

Menurut dia, pemerintah dan aparat keamanan sudah mempertimbangkan keputusan tersebut dengan matang meski diakui banyak suara ketidak puasan yang bermunculan.

Dampak ke usaha

Dari pelaku ekonomi, Kepala Cabang JNE Jayapura Rusmal Jaya menyebut hingga kini aktivitas pengiriman barang masih belum terlalu terpengaruh.

"e-commerce di Jayapura masih jarang, jadi lebih banyak barang yang masuk dibanding keluar Jayapura," ungkap dia.

Hanya saja, ia mengakui bila pemblokiran jaringan menganggu ritme kerja para stafnya, terutama para pengantar barang yang tidak memberikan laporan secara real time.

Baca juga: Polda Jabar Periksa Oknum Polisi yang Diduga Berikan Miras ke Mahasiswa Papua

Berbeda dengan yang disampaikan Harly Randa, salah satu supir taksi online di Jayapura yang mengeluh dirinya tidak mendapat penghasilan sejak layanan data terputus.

"Sudah seminggu ini tidak ada trip satu pun yang masuk. Saya berharap jaringan data seluler bisa baik secepatnya," ucap dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com