Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Sosok Remaja 16 Tahun Setinggi 2,6 Meter di Riau: Hobi Main Voli dan Bercita-cita Jadi Atlet

Kompas.com - 24/08/2019, 14:43 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com — Armenda Jamel (16), seorang remaja di Desa Banjar 12, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, memiliki tinggi 2,6 meter. Ternyata, Armenda punya hobi main bola voli dan bercita-cita menjadi seorang atlet.

Remaja kelahiran 22 Oktober 2003 ini mengaku sering ikut bermain voli di sekolah dan di lingkungan tempat tinggalnya.

"Saya dari SMP sudah hobi main voli. Sampai sekarang juga sering belajar passing di sekolah atau di sekitar rumah," kata Emen, sapaan Armenda Jamel, dalam perbincangan dengan Kompas.com, Sabtu (24/8/2019).

Anak dari pasangan Joko Kuswoyo (43) dan Miharni (43) ini mengaku bercita-cita ingin jadi atlet. Keinginan dia menjadi seorang yang sukses untuk membahagiakan kedua orangtuanya.

"Salah satunya pengin jadi atlet. Yang penting jadi orang sukses. Saya ingin bahagiakan keluarga, terutama orangtua," ungkap Emen.

Baca juga: [POPULER NUSANTARA] Prada DP Dituntut Penjara Seumur Hidup | Remaja Setinggi 2,6 Meter

 

Selain hobi main bola voli, dia mengatakan sering juga ikut main bola kaki bersama teman-teman sebaya, tapi dia lebih sering bermain voli.

Emen memang cocok sebagai pemain voli karena tingginya hampir sama dengan net lapangan voli orang dewasa. Tinggi net lapangan voli putra 2,43 meter, sedangkan tinggi Emen 2,6 meter.

Dia akan lebih mudah melakukan smes ke arah lawan. Emen berharap cita-citanya menjadi atlit voli kesampaian. Dia mengaku akan rajin untuk berlatih.

"Saya akan coba tekun berlatih bola voli. Semoga cita-cita saya terwujud," ucapnya.

Hobi Belajar Sejarah

Emen merupakan siswa kelas satu SMAN 4 Tanah Putih di Kabupaten Rohil. Ia mengambil Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) karena hobi belajar sejarah.

"Saya hobi baca buku-buku sejarah, salah satunya sejarah manusia purba, kemudian baca buku agama Islam juga," kata Emen.

Meski dia terlahir dari keluarga sederhana, Emen mengaku tetap bersyukur masih bisa sekolah.

Dia mengatakan, orangtuanya sehari-hari bekerja menderes karet dan buruh harian lepas sehingga Emen tidak minta uang jajan sekolah yang berlebihan kepada orangtuanya.

"Uang jajan ke sekolah dikasih sama bapak Rp 10.000 per hari," tutur anak sulung dari dua bersaudara ini.

Ketidakmampuan orangtuanya menjadi pemicu semangat Emen untuk belajar lebih giat lagi. Remaja raksasa ini mengaku akan terus rajin belajar supaya menjadi orang yang sukses.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com