Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda Jatim Bantah Anggota Kepolisian Terlibat Tindakan Rasisme terhadap Mahasiswa Papua

Kompas.com - 23/08/2019, 16:27 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera mengklaim, aparat kepolisian tidak pernah mengeluarkan kata-kata berbau rasisme saat pengamanan aksi di Asrama Mahasiswa Papua, Jalan Kalasan, Surabaya, pekan lalu.

Barung menegaskan, aparat kepolisian yang bertugas melakukan pengamanan di asrama tersebut sudah diperiksa dan tidak ditemukan bukti melakukan tindakan rasisme.

"Tidak ada, hari Kamis (22/8/2019) kemarin sudah dilakukan (pemeriksaan)," kata Barung, kepada Kompas.com, Jumat (23/8/2019).

Baca juga: Polda Jatim Periksa 60 Saksi Terkait Dugaan Rasisme ke Mahasiswa Papua

"Hasil penyelidikan oleh kepolisian, hasilnya bahwa dari kepolisian, dari Propam Polda Jawa Timur dan Paminal, kepolisian tidak ada sama sekali mengekuarkan kata-kata hate speech maupun kata-kata sarkasme, labeling kepada kelompok tertentu, tidak ada," ujar dia.

Sementara itu, mengenai dugaan oknum anggota TNI yang diduga melakukan tindakan rasisme, Barung meminta menanyakan langsung hal itu kepada satuan TNI.

"Nah, kalau dari TNI silahkan ditanyakan ke Kapendam, karena kemarin kan Kasdam sudah menyampaikan," ucap Barung.

Sebelumnya, Panglima Kodam V Brawijaya Mayjend TNI R Wisnoe Prasetja mengatakan, akan mendalami dugaan anggota TNI terlibat ujaran rasial terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.

Dia berjanji akan menindak tegas jika ada anggotanya yang terbukti mengungkapkan ujaran rasial dalam pengamanan aksi di depan asrama mahasiswa Papua di Surabaya.

"Nanti saya akan dalami, kami pelajari bukti-buktinya," kata Wisnoe, Rabu (21/8/2019).

Seperti diberitakan, situasi Asama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, mencekam pada Jumat (16/8/2019) dan Sabtu (17/8/2019).

Hal itu setelah sejumlah anggota organisasi masyarakat mendatangi Asrama Mahasiswa Papua tersebut.

Baca juga: Aksi Protes Rasisme Kembali Terjadi di Papua, Kali Ini di Nabire dan Yahukimo

Kasus ini berawal dari dugaan adanya perusakan Bendera Merah Putih oleh mahasiswa sehingga ratusan kelompok ormas memadati asrama mereka sehari sebelum peringatan HUT ke-74 Kemerdekaan Indonesia.

Namun, hal tersebut sudah dibantah oleh mahasiswa asal Papua tersebut.

Kerusuhan di Surabaya ini kemudian memicu kemarahan warga Papua.

Imbasnya, kerusuhan sempat terjadi Papua dan Papua Barat, salah satunya yang memanas adalah di Manokwari, Jayapura, dan Sorong, Senin (19/8/2019) lalu.

Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap tindakan persekusi dan rasisme yang diduga dilakukan oleh ormas dan oknum aparat terhadap mahasiswa Papua di Malang, Surabaya dan Semarang, dalam beberapa waktu terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com