Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/08/2019, 14:35 WIB
Nansianus Taris,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com - Karolina Krisa Niken, bocah 8 tahun asal kampung Wesang, Desa Compang Wesang, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur, NTT menderita lumpuh layu sejak lahir. 

Kondisinya sangat memprihatinkan. Bocah yang biasa disapa Niken itu tidak bisa bergerak seperti anak normal. Setiap harinya, Niken hanya terbaring lemas di kamar tidur. 

Bahkan untuk makan pun, Niken mesti disuapi. Tangan dan kakinya tidak bisa berbuat apa-apa. 

Ironisnya lagi, meski giginya tumbuh, tetapi Niken tidak bisa mengunyah jenis makanan apapun.

Untuk makanan setiap hari, ia diberi susu sachet dan sering kali minum air hasil tirisan saat menanak beras. 

Regina Mumut, ibu Niken, menceritakan anaknya itu lahir normal pada tahun 2012 lalu, tidak ada cacat sedikit pun. 

Baca juga: Harapan Terwujud, Bocah Dinda yang Lumpuh Layu sejak Kecil Bisa Sekolah

"Pas lahir dia normal. Saya juga kaget sampai sekarang anak saya ini lemah tak berdaya. Dia menderita lumpuh layu. Sampai hari ini dia tidak bisa duduk dan makan. Kalau dia duduk itu harus ditopang. Kalau tidak dia jatuh," ungkap mama Regina kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Rabu (21/8/2019). 

Ia menuturkan, ia dan sang suami selalu ingin membawa anaknya ke dokter. Namun, semuanya terkendala tidak ada dana untuk biaya pengobatan. 

"Kami sangat sayang dengan Niken. Tetapi, mau obat ke dokter uang dari mana. Kita ini mau beli beras dan susu untuk dia saja susah," tutur Regina.

Menurut dia, suaminya mengalami cedera tangan sehinga susah mendapat pekerjaan. Selama ini dia menghidupi keluarganya dengan menangkap ikan di sungai atau binatang lain, kemudian menjual hasil tangkapannya untuk ditukar beras dan susu untuk Niken. 

 

"Kalau tidak ada uang untuk beli susu, kami kasih air tirisan nasi saja. Atau juga buat nasi bubur," lanjutnya.

Regina sendiri tidak bisa bekerja di luar rumah karena harus menjaga Niken.

Baca juga: Lumpuh Layu sejak Bayi, Remaja Ini Tetap Kreatif dengan Sulaman

 

Pernah mendapat bantuan

Regina menceritakan, pada tahun 2016 dan 2018 silam, anaknya itu pernah mendapat bantuan dana dari pemerintah Kabupaten Manggarai Timur. Uang itu digunakan untuk beli susu, obat, dan pampers Niken. 

"Uang itu tidak cukup. Setiap menit Niken buang air kecil dan besar. Dia kan tidak bisa bergerak. Jadinya dia WC di tempat terus setiap saat," kata dia. . 

Regina berharap kepada Pemda Matim dan siapa pun yang peduli dengan kondisi anaknya Niken agar membantunya dalam bentuk apapun. 

"Dari dulu kami rindukan anak ini dapat kursi roda pak. Sampai hari ini belum juga ada. Saya berharap Pemda Matim bisa peduli dengan kondisi Niken. Saya butuh bantuan semua pihak di mana saja berada. Mohon bantu anak saya," tutur Regina.

Baca juga: Lumpuh Layu, Kakak Beradik di OKI Hanya Bisa Berbaring Bertahun-tahun

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com