Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Damai di Tanah Papua, Tangkal Hoaks dan Lawan Rasisme

Kompas.com - 21/08/2019, 08:32 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Rasisme, persekusi dan kekerasan dituding menjadi akar masalah kerusuhan di Manokwari, Papua, pada hari Senin (19/8/2019) lalu. 

Menurut polisi, kondisi tersebut diperparah dengan maraknya hoaks yang diduga menyulut emosi massa di Papua.

Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, setidaknya ada lima akun penyebar konten provokatif yang telah teridentifikasi.

"Kurang lebih sampai dengan hari ini sekitar 5 akun," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (20/8/2019).

Baca juga: 5 Pesan Damai Pasca-Kerusuhan Papua, Ungkapan Maaf hingga Cintai NKRI

Sementara itu, Presiden Jokowi telah memberi pesan khusus kepada warga Papua yang tinggal di Surabaya, untuk tidak membesar-besarkan dan mengedepankan sikap saling memaafkan.

Pesan tersebut disampaikan langsung oleh staf khususnya sekaligus Ketua Lembaga Masyarakat Adat Tanah Papua, Lenis Kagoya.

"Pak Presiden titip pesan agar masalah jangan dibesar-besarkan. Mari kita sesama anak bangsa saling memaafkan, jauhkan ketersinggungan," kata Lenis, Selasa (20/8/2019).

Sebelumnya, Presiden Jokowi telah berjanji akan tetap menjaga martabat dan harga diri warga Papua.

"Pemerintah akan terus menjaga kehormatan dan kesejahteraan Pace, Mace, Mama-mama, yang ada di Papua dan Papua Barat," ujar Jokowi.

Baca juga: Gubernur Lukas Enembe: Jangan Sederhanakan Masalah Papua

Gubernur Papua Lukas Enembe. KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI Gubernur Papua Lukas Enembe.

Sementara itu, Gubernur Papua Lukas Enembe berpendapat bahwa untuk menangani masalah rasisme, khususnya terhadap masyarakat Papua, tidak bisa diselesaikan dengan permintaan maaf.

Menurutnya harus ada tindakan tegas bagi para pelaku. Gubernur Lukas mengakui, ada oknum-oknum yang meneriaki para mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, dengan panggilan rasis.

"Tidak bisa disederhanakan, menyelesaikan masalah Papua bukan seperti itu. Masalah Papua sudah rumit, rasisme itu terjadi bertahun-tahun kepada mahasiswa Papua di Jawa," ujar Enembe usai melantik 11 pejabat di Lingkungan pemprov Papua, di Jayapura, Selasa 920/08/2019).

Ia juga menyayangkan pernyataan presiden yang tidak tegas dan belum dapat mengobati hati masyarakat Papua yang sedang terluka.

Baca juga: Ini Pesan Khusus Jokowi untuk Mahasiswa Papua di Surabaya

Hal senada juga diungkapkan oleh para mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Mahasiswa Universitas Sriwijaya.

Mereka mendesak pemerintah pusat dan Polri mengusut oknum yang menjadi penyebab terjadinya kerusuhan di Papua dan Papua barat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com