Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kisah Damai Merawat Toleransi Indonesia...

Kompas.com - 20/08/2019, 07:15 WIB
Rachmawati

Penulis

KOMPAS.com - Pada momentum Hari Ulang Tahun RI ke-47, Presiden Joko Widodo menulis di akun Instagramnya @jokowi tentang Indonesia sebagai rumah besar yang nyaman untuk semua, tempat semua.

"Yang patut kita syukuri adalah bahwa di tengah berbagai tantangan dan terpaan badai sejarah, Indonesia tetap berdiri kokoh sampai hari ini. Semua itu karena kita memiliki fondasi yang sangat kuat, Pancasila -- dasar negara, bintang penjuru, pemersatu kita semua. Di rumah Pancasila ini, kita hidup rukun meski berbeda latar belakang agama, asal usul suku, ras, maupun golongan.

Rumah besar Indonesia adalah tempat yang nyaman untuk semua, tempat semua anak bangsa bisa berkarya, bergerak, dan berjuang untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita kita.

Persatuan Indonesia akan selalu sentosa. Seperti kiambang-kiambang yang bertaut kembali, setelah biduk pembelah berlalu.

Dengan semangat persatuan Indonesia, rumah besar kita tidak akan runtuh, tidak akan ambruk, dan tidak akan punah, tetapi justru berdiri tegak. Bukan hanya untuk 100 tahun, 500 tahun, tapi untuk selama-lamanya," tulis Jokowi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Ini tahun kelima saya menyampaikan pidato di depan Sidang Tahunan MPR -- tradisi setiap 16 Agustus, sehari sebelum Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan. Esok hari, kita merayakan 74 tahun Indonesia merdeka. Yang patut kita syukuri adalah bahwa di tengah berbagai tantangan dan terpaan badai sejarah, Indonesia tetap berdiri kokoh sampai hari ini. Semua itu karena kita memiliki fondasi yang sangat kuat, Pancasila -- dasar negara, bintang penjuru, pemersatu kita semua. Di rumah Pancasila ini, kita hidup rukun meski berbeda latar belakang agama, asal usul suku, ras, maupun golongan. Rumah besar Indonesia adalah tempat yang nyaman untuk semua, tempat semua anak bangsa bisa berkarya, bergerak, dan berjuang untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita kita. Persatuan Indonesia akan selalu sentosa. Seperti kiambang-kiambang yang bertaut kembali, setelah biduk pembelah berlalu. Dengan semangat persatuan Indonesia, rumah besar kita tidak akan runtuh, tidak akan ambruk, dan tidak akan punah, tetapi justru berdiri tegak. Bukan hanya untuk 100 tahun, 500 tahun, tapi untuk selama-lamanya.

A post shared by Joko Widodo (@jokowi) on Aug 16, 2019 at 3:20am PDT

Nah, berikut 7 kisah damainya menjaga toleransi yang menggambarkan keberagaman di Indonesia.

1. Di Timika, anak muda Katolik Kristen, Hindu, Budha jaga Salat Id

Sejumlah pemuda hindu saat ikut mengamankan shalat Id di Timika, Papua, Rabu (5/6/2019).KOMPAS.com/IRSUL PANCA ADITRA Sejumlah pemuda hindu saat ikut mengamankan shalat Id di Timika, Papua, Rabu (5/6/2019).
Pemuda dan pemudi lintas agama ikut mengamankan pelaksanaan shalat Idul Fitri 1440 Hijriah di Timika, Papua, Rabu (5/6/2019).

Ketua FKUB Mimika Ignastius Adii mengatakan, ada 65 pemuda dan pemudi dari latar belakang agama Katolik, Protestan, Hindu dan Budha yang terlibat dalam mengamankan Shalat Ied di Timika.

"Totalnya 65 orang semua," kata Ignatius.

Ia mengatakan selaa ini toleransi umat beragama di Kabupaten Mimika terjalin dengan baik.

Ia mencontohkan saat umat Kristiani merayakan Natal dan Paskah, remaja masjid juga ikut terlibat mengamankan gereja.

"Kami di Mimika memang toleransinya beragamanya sangat baik, dan saling menghargai," tuturnya.

Baca juga: Potret Toleransi dari Timika, Anak Muda Katolik Kristen, Hindu, Budha Jaga Shalat Id

 

2. Dosen sediakan makanan untuk mahasiswa yang puasa

Seorang dosen Kristen dari Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Rusli Ginting, memberikan toleransi kepada mahasiswanya untuk berbuka puasa.Facebook: Andi Triwahyudi Seorang dosen Kristen dari Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Rusli Ginting, memberikan toleransi kepada mahasiswanya untuk berbuka puasa.
Rusli Ginting, dosen di Universitas Kristen Maranatha, Bandung, menoleransi waktu berbuka dan mentraktir makanan bagi mahasiswanya yang sedang berpuasa.

Kisahnya diunggah Andi Triwahyudi (22), salah satu mahasiswa yang mengikuti kuliah Rusli, di media sosial Facebook.

Saat mendengar suara azan Maghrib di tengah kuliah, Rusli segera menghentikan kegiatan dan mempersilakan mahasiswanya yang berpuasa untuk berbuka puasa.

"Beliau bilang, 'sudah azan ya, karena ini Ramadhan, maka bapak memberikan waktu 30 menit untuk berbuka puasa bagi yang Muslim, yang tidak berpuasa pun silakan beristirahat. Eh sebentar Bapak punya rezeki sedikit untuk kalian'," ujar Andi yang berkuliah di Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen S1.

Kemudian, Rusli ke ruangan dosen dan membawa sekotak roti coklat dan sekotak minuman teh untuk para mahasiswanya.

Padahal dalam kelas itu hanya ada enam atau tujuh mahasiswa Muslim yang berpuasa dari 25 mahasiswa.

Baca juga: Kisah Toleransi Dosen yang Sediakan Makanan untuk Mahasiswa yang Puasa

SUMBER: KOMPAS.com (Irsul Panca Aditra, Retia Kartika Dewi, Moh. Syafií, Rosiana Haryanti, Markus Makur, Puthut Dwi Putranto Nugroho, Andi Hartik)

3. Murid SD Kristen jadi tuan rumah buka puasa siswa MI

Siswi MI Islamiyah dan SD Kristen Petra Jombang, saat berpose bersama di depan pintu tangga menuju Gereja Kristen Indonesia (GKI), menjelang acara buka puasa bersama di SD Kristen Petra Jombang, (27/5/2019) petang.                      KOMPAS.com/MOH. SYAFII Siswi MI Islamiyah dan SD Kristen Petra Jombang, saat berpose bersama di depan pintu tangga menuju Gereja Kristen Indonesia (GKI), menjelang acara buka puasa bersama di SD Kristen Petra Jombang, (27/5/2019) petang.
Senin (27/5/2019) petang, SD Kristen Petra, Jombang, kedatangan tamu dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah Desa Plosogenuk, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang.

Mereka kemduaian bermain di lapangan sekolah sembari menunggu waktu berbuka puasa. Kemudian sejumlah siswa SD Kristen Petra mengajak para siswa MI berkeliling kompleks sekolah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com