SURABAYA, KOMPAS.com — Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menyebut IM (30), terduga teroris pelaku penyerangan di Mapolsek Wonokromo Surabaya, sebagai self radicalism atau menjadi radikal atas keinginan pribadi.
"Dia belajar sendiri dari secara online melalui internet dan belajar melalui orang-per orang," kata Kapolri seusai mengunjungi korban serangan terduga teroris di RS Bhayangkara Polda Jatim, Senin (19/8/2019).
IM yang tinggal bersama keluarga di Jalan Sidosermo, Surabaya, itu adalah pendukung kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang dipimpin Aman Abdurahman.
"Dia masih punya keterkaitan dengan pelaku bom gereja di Surabaya tahun lalu," ujarnya.
Baca juga: Penyerangan Polisi di Wonokromo, Kapolri Akan Tindak Tegas Siapa Pun yang Terlibat
Dia meminta Densus 88 untuk mengejar siapa saja yang terkait dengan jaringan IM yang masih tersebar di sejumlah daerah.
IM yang tercatat sebagai warga Sumenep, Madura, itu melakukan amaliyah dengan menyerang anggota Polsek Wonokromo Surabaya pada Sabtu (17/8/2019) sore. Dia berpura-pura melapor lalu menyerang Ipda Agus Sumarsono dengan senjata tajam.
Baca juga: Pasca Penyerangan di Wonokromo, Polisi di Pekalongan Perketat Penjagaan dan Kamera Pengawas
Akibat serangan tersebut, Ipda Agus mengalami luka serius di bagian kepala, tangan, dan pipi kiri. IM dapat dilumpuhkan setelah Ipda Agus berteriak memanggil 2 polisi lain, yakni Aiptu Heru Prasetyo dan Brigadir Febian Lasadewa Kuncoro.
Dalam tas IM, polisi menemukan 2 senjata tajam, airsoft gun, ketapel, makanan, dan kertas dengan gambar logo ISIS. IM kini diperiksa intensif oleh Densus 88.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.