Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Hina Pimpinan Pesantren, 1 Akun Facebook Dilaporkan ke Polisi

Kompas.com - 18/08/2019, 06:56 WIB
Ari Maulana Karang,
Farid Assifa

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Gara-gara postingannya dipandang menghina pimpinan Pondok Pesantren Jawiyah KH Ikhyan Badruzzaman, sebuah akun facebook bernama Nova Tristiyanto dilaporkan ke Polres Garut.

Pelapornya adalah anak KH Ikhyan Badruzzaman, Aji Muhammad Iqbal yang datang ke Mapolres Garut pada Sabtu (17/08/2019) sore dan diterima di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Garut dengan nomor laporan LP/B/0271/VIII/2019/JBR/RES GRT.

Aji Muhammad Iqbal, anak kedua pimpinan Pondok Pesantren Al Jawiyah, Samarang, Garut, yang menjadi pelapor menyampaikan, laporan yang dibuat atas desakan santri dan jemaah tarekat At Tijaniyah.

"Tadi pagi saya dapat laporan dari anak-anak agar mengecek akun FB Nova Tristiyanto karena dianggap menghina guru kita," katanya saat ditemui di Mapolres Garut, Sabtu (17/08/2019).

Baca juga: Cerita Pengasuh Pesantren Berupaya Kembangkan Kurma di Kediri

Akun FB Nova Tristiyanto dalam postingannya di grup FB Relawan Prabowo-Sandi Tasik Garut, mengunggah foto KH Ikhyan Badruzzaman yang tengah memegang kepala Presiden RI Joko Widodo untuk mendoakannya.

Namun, foto tersebut ditambahi narasi-narasi yang dipandang tidak etis karena KH Ikhyan Badruzzaman adalah pimpinan pondok pesantren besar dan pimpinan tarekat At Tijaniyah yang banyak pengikutnya.

"Foto itu tahun 2014 saat Jokowi masih jadi gubernur dan jadi capres meminta doa. Foto yang sama juga pernah diviralkan dan diprotes santri di pilpres kemarin, tapi kita redam karena jelang pilpres," jelas Aji.

Namun, saat ini, menurut Aji, setelah tensi Pilpres menurun dan elite politik sudah mulai bergandengan tangan, foto ini kembali muncul dengan narasi-narasi yang tidak patut.

Karenanya, pihak keluarga memutuskan untuk membuat laporan ke polisi agar ada efek jera.

"Kemarin kita redam, kita biarkan karena kita kira tidak akan ada lagi," jelasnya.

Editan dan narasi dalam foto yang diunggah akun FB tersebut, menurut Aji, telah menyinggung guru dan orangtuanya. Karenanya, ia meminta agar semua pihak bijak dalam bermedia sosial.

Aji menuturkan, sebenarnya pihaknya melalui salah satu jemaahnya telah mencoba mengklarifikasi ke pemilik akun FB tersebut. Namun, sebaiknya yang bersangkutan tak cukup meminta maaf saja, tapi mau juga datang meminta maaf.

"Jadi ada dari perwakilannya yang menghubungi dan meminta diselesaikan (secara kekeluargaan), tapi kita hanya menjaga marwah guru kita, kalau bertemu juga harus nunggu dua minggu lagi, karena pak kiai sedang naik haji," jelas Aji.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Aji meminta aparat kepolisian mengamankan pemilik akun FB tersebut. Sebab, ia tidak bisa menjamin jika ada hal-hal yang tidak diinginkan.

Beben Ridwan, santri dan pengikut jamaah Tijaniyah mengungkapkan, sebagai santri dan warga negara yang baik, ia sangat memahami dan menaati aturan negara. Karenanya, pihaknya lebih memilih melaporkan masalah ini ke aparat kepolisian.

"Soal maaf, hukum harus tetap jalan, kalau tidak diproses, saya sebagai santrinya akan membuat hukum sendiri," tegas Beben.

Baca juga: Kepala Pesantren Jamin Enzo, Taruna Akmil Keturunan Perancis Tak Terpapar Radikalisme

Jaringan aktivis 98 Garut, Agus Kapal juga menyesalkan adanya unggahan foto yang dipandang melecehkan ulama besar KH Ikhyan Badruzzaman. Pihaknya pun meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut.

"Kita juga tengah mempertimbangkan untuk membuat laporan ke polisi," jelas Agus di Mapolres Garut, Sabtu (17/08/2019) malam.

Agus mengimbau kepada semua pihak agar tidak terprovokasi segala isu yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com