BANDUNG, KOMPAS.com – Produksi tembakau di Jawa Barat mencapai 38.000 ton per tahun. Jumlah itu masih sangat sedikit dibanding kebutuhan Jabar yang mencapai 138.000 ton tembakau per tahun.
“Untuk memenuhi kebutuhan, kami mendatangkan dari Jawa Timur (Jatim) sekitar 70.000 ton tembakau kering dan selebihnya dari Nusa Tenggara Barat,” ujar Ketua Asosiasi Tembakau Indonesia (APTI) Jabar Suryana saat dihubungi, Kamis (15/8/2019).
Suryana menjelaskan, Jabar merupakan daerah penghasil tembakau terbaik nomor 5 di Indonesia. Salah satu keunggulannya, tembakau Jabar dapat dimodifikasi warnanya sesuai kebutuhan pasar.
Baca juga: Mantan Suami Denada Ditangkap, Polisi Amankan Ekstasi hingga Tembakau Gorila
“Misalkan ingin membuat tembakau merah, hijau putih, kuning dan coklat. Ini keunggulan Jawa Barat. Sementara yang lain enggak ada," tutur Suryana.
Di Kabupaten Bandung, lahan perkebunan tembakau berada di Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, seluas 1.524 hektare.
Desa Citaman setiap hektarnya menghasilkan 10 -14 ton tembakau basah atau 3-5 ton daun tembakau kering.
Ketua Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Budidoyo mengatakan, kontribusi pendapatan negara dari tembakau cukup tinggi.
Namun, kontribusi pemerintah dalam membantu dan mempermudah petani tembakau dinilai belum adil.
“Buktinya dengan dikeluarkannya regulasi yang menekan para industri tembakau,” tutur Budidoyo.
Misalnya soal cukai. Menurut Budidoyo, jika pemerintah akan menaikkan cukai, akan muncul rokok ilegal yang juga merugikan pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.