Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bogor Diprediksi Tak Jadi Kota Hujan hingga November

Kompas.com - 13/08/2019, 18:36 WIB
Afdhalul Ikhsan,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Musim kemarau di wilayah Bogor, Jawa Barat, tahun ini akan berlangsung lebih lama. Musim kemarau tahun ini juga akan memicu kekeringan panjang.

Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Dramaga, memperpanjang status awas berdasarkan analisis bahwa Bogor akan merasakan hari tanpa hujan (HTH) dengan kategori ekstrem.

"Potensi kemarau sampai akhir Oktober, November peralihan ke musim penghujan," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Dramaga, Bogor, Hadi Saputra kepada Kompas.com, Selasa (13/8/2019).

Baca juga: 7 Fakta Wacana Kota Bogor Jadi Provinsi, Ridwan Kamil Tak Setuju hingga Antisipasi Jumlah Penduduk

Curah hujan yang tak kunjung turun sejak tiga bulan terakhir membuat beberapa wilayah di Bogor mengalami krisis air bersih dan lahan padi gagal panen.

Dampak yang begitu terasa berada di wilayah Kabupaten Bogor bagian timur seperti Cileungsi, Cariu, Sukamakmur dan Jonggol.

"Tahun ini lebih kering dari tahun kemarin, seluruh kecamatan berdampak kekurangan air bersih terutama Bogor Timur dan daerah Jonggol itu hampir tiga bulan belum turun hujan," ungkapnya.

BMKG menyarankan agar warga bijak dalam penggunaan air untuk mengantisipasi kekurangan air bersih selama musim kemarau berlangsung.

Selain itu, Hadi juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kondisi kesehatan, karena kualitas udara saat musim kemarau semakin menurun. Serta waspada terhadap potensi penyakit Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA).

Baca juga: Ini Awal Mula Muncul Wacana Bogor Jadi Provinsi

Sebelumnya, warga di Desa Sukaharja, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terpaksa melakukan aktivitas mandi, cuci, dan kakus (MCK) di kamar mandi buatan di kolong jembatan.

Hal itu disebabkan kemarau panjang yang melanda wilayah Kabupaten Bogor di mana hujan yang tak kunjung turun sejak tiga bulan terakhir menyebabkan sumur mengering.

“Iya, kemarau hujan enggak turun, jadi sumur kering. Akhirnya, warga memanfaatkan kamar mandi ini untuk cuci dan mandi,” kata seorang warga, Ujang Suryana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com