Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggu Nasib Rumah Tunanetra Wyataguna Bandung yang Terancam Terusir

Kompas.com - 13/08/2019, 12:35 WIB
Dendi Ramdhani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Para penyandang tunanetra di Wyataguna Bandung tengah harap cemas menunggu nasibnya setelah Kementerian Sosial menolak permohonan Pemprov Jabar yang ingin mengelola Wyataguna.

Di tanah milik Kemensos itu rencananya dibangun Balai Rehabilitasi Sosial Disabilitas Terpadu berstandar internasional.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berkomitmen untuk mencari solusi terbaik untuk masalah tersebut.

"Intinya pemerintah tidak akan membiarkan permasalah warganya. Kalau ada solusi pasti akan disampaikan," ujar Emil, sapaan akrabnya, saat ditemui di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Senin (12/8/2019) sore.

Baca juga: Penyandang Tunanetra di Wyata Guna Bandung Terancam Terusir

Emil pun mengaku tengah mengkaji soal kemungkinan Pemprov Jabar menyiapkan lahan pengganti untuk PSBN Wyataguna serta SLBN A Kota Bandung.

"Iya sedang dikaji. Pemprov itu setengahnya perwakilan pusat di daerah. Intinya semua sesuai aturan. Jangan khawatir," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Pemprov Jabar Adun Abdullah Syafii mengatakan, pihaknya telah menggelar koordinasi dengan seluruh elemen untuk membahas persoalan tersebut di Wyataguna, Senin kemarin.

Dari hasil pertemuan kemarin, kata Adun, Pemprov Jabar akan segera berkoordinasi dengan Kemensos.

"Ada beberapa hasil yang memang harus ditindaklanjuti soal status Wyataguna baik oleh Kemensos atau Pemprov Jabar. Hasil dari pembahasan kemarin mengerucut duduk bersama antara Kemensos dengan Pemprov," ujar Adun saat dihubungi via telepon seluler, Selasa (13/8/2019).

Pihaknya juga telah meminta data para penyandang tunanetra di Wyataguna untuk menjamin hak-hanya. Bahkan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat siap untuk menjamin keberlangsungan pendidikan para siswa tunanetra.

Disinggung soal penyediaan lahan pengganti, Adun enggan berkomentar lantaran masih dalam pembahasan pimpinan.

"Status tanah, kita belum bisa menyimpulkan karena itu wilayah pimpinan. Kita sama-sama pemerintah mencari solusi," ungkapnya.

Dihubungi terpisah, Koordinator Lapangan Forum Akademisi Luar Biasa, Aris menjelaskan, belum ada kesepakatan yang jelas dalam pertemuan kemarin.

"Belum ada kesepakatan yang pasti. Cuma katanya akan diselesaikan dalam dua hari. Kemarin kan sudah pernah dicoba oleh Pak Ridwan Kamil kirim surat pengajuan hibah tapi jawabannya seperti itu," kata Aris saat dihubungi via telepon seluler.

 

Ia menjelaskan, kondisi seperti ini membuat para siswa di Wyataguna cemas. Jika rencana Kemensos direlisasikan, secara otomatis para siswa di SLBN A Kota Bandung dan asrama siswa Wyataguna harus angkat kaki.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com