Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Apresiasi Petani yang Menjual Ternak Saat Musim Kemarau

Kompas.com - 11/08/2019, 18:48 WIB
Markus Yuwono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena menjual hewan ternak saat musim kemarau untuk membeli air dan pakan ternak lainnya di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, diapresiasi oleh pemerintah kabupaten.

"Ternak kan tabungan untuk warga. Ternak (dijual), untuk biaya anak sekolah. Termasuk untuk membeli air bersih," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto di Masjid Nurma'unah, Desa Mulusan, Kecamatan Paliyan, Minggu (11/8/2019).

Selain membeli air bersih, menurut Bambang, masyarakat juga terbiasa menjual salah satu ternaknya untuk membeli pakan ternak yang lain saat musim kemarau.

Baca juga: Penampakan Eks Permukiman Warga Saat Waduk Jatigede Surut Drastis Akibat Kemarau

Setelah ternak itu dijual, biasanya saat musim penghujan tiba, warga kembali membeli hewan yang berukuran kecil.

"Diganti yang kecil, kemudian dibesarkan lagi. Itu luar biasa. fenomena menjual hewan ternak saat kemarau biasa terjadi di sini," ujarnya. 

Salah seorang warga Dusun Pudak, Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Ngatinem (67) mengatakan, sudah membeli air bersih sebanyak lima tangki selama musim kemarau ini.

Satu tangkinya seharga Rp 120.000 yang bisa digunakan untuk sekitar dua minggu saja. Sebagai petani, dirinya sudah menjual sebagian hewan ternaknya untuk membeli air bersih.

"Di sini tidak ada sumber air bersih, ada pipa PDAM tetapi di bawah," ucapnya akhir pekan lalu.

Baca juga: Kemarau, Warga Bogor Pakai Kamar Mandi Buatan di Kolong Jembatan

Ngatinem dan warga lainnya masih bisa mengurangi pembelian air bersih karena adanya bantuan dari Pemerintah Kabupaten, swasta, maupun Pemerintah Kecamatan.

"Setiap bantuan hanya satu pikul karena dibagi-bagi tidak apa-apa, bisa buat memasak atau kebutuhan lainnya," katanya.

Warga lainnya, Rukino mengatakan bahwa ia menjual sebagian besar hasil penennya berupa ketela demi mendapatkan air bersih.

"Jalan satu-satunya kami menjual ketela, kebetulan sekarang pas panen. Sampai saat ini saya beli sudah empat tangki," ujarnya.

Camat Tepus Alsito mengatakan, dari lima desa di wilayahnya semuanya mengalami kekeringan. Namun demikian, ada beberapa dusun yang sudah dialiri air dari PDAM meski tidak lancar.

"Jaringan sudah ada belum semuanya teraliri, misalnya seminggu sekali. Jadi bantuan air bersih dari swasta, lembaga maupun perorangan yang peduli masih dibutuhkan. Saya selalu mendampingi untuk kegiatan jangan sampai bantuan hanya ada satu titik tertentu," ucapnya.

Baca juga: Kekeringan, Warga di Desa Ini Jual Perhiasan dan Ternak untuk Beli Air Bersih

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com