Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN: Jangan Remehkan Persoalan Pohon terhadap Listrik...

Kompas.com - 10/08/2019, 13:14 WIB
Perdana Putra,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Pohon tumbang yang menimpa jaringan listrik menjadi faktor utama penyebab terjadinya pemadaman listrik di Sumatera Barat.

Berdasarkan data dari PLN Unit Induk Wilayah Sumbar, 35 persen pemadaman yang terjadi disebabkan pohon tumbang.

"Jangan diremehkan persoalan pohon terhadap listrik. Faktor utama pemadaman listrik dikarenakan pohon tumbang yang menimpa jaringan. Angkanya mencapai 35 persen," kata Manajer Manajer Efisiensi Mutu Pengukuran Distribusi PLN Sumbar, Hendriansyah yang dihubungi, Sabtu (10/8/2019).

Hendriansyah menyebutkan, selain pohon tumbang juga ada gangguan binatang yang menyebabkan terjadinya pemadaman listrik dengan persentase 31 persen.

Bahkan aksi layang-layangan yang menyangkut di jaringan listrik juga menjadi penyebab pemadaman dengan angka 7 persen.

"Ini semua karena jaringan PLN itu ada di permukaan tanah sehingga rentan terjadi gangguan-gangguan itu," katanya.

Untuk meminimalisasi hal tersebut, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terhadap bahaya pohon dan layangan terhadap pemadaman.

"Kalau ada pohon yang sudah menjulang dan mengganggu jaringan secepatnya ditebang. Kalau sudah terjadi pemadaman, tentu akan mengganggu masyarakat dan PLN juga membutuhkan waktu memperbaikinya," ungkapnya.

Di Sumbar, lanjut dia, kondisi geografis yang memiliki perbukitan dan pegunungan sehingga dipastikan jaringan listrik melewati banyak pohon sehingga ancamannya cukup terbuka.

"Namun kami terus berusaha meminimalisasinya. Untuk daerah perbukitan, jaringan yang kami buat selalu lebih tinggi dari pohon. Risiko gangguan pohon ini terus kami minimalisasi," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com