Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Rusunawa Beres, Pekerja Tinggalkan Utang Rp 33,8 Juta ke 3 Warung

Kompas.com - 09/08/2019, 21:29 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Pembangunan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di Kota Mojokerto, Jawa Timur, telah rampung. Para pekerja juga sudah meninggalkan lokasi proyek sejak 3 Juni 2019 lalu.

Namun, kepergian para pekerja proyek tersebut meninggalkan utang yang cukup banyak kepada para pemilik warung di sekitar lokasi Rusunawa. 

Suliono (49), pemilik warung makan dan kopi di sebelah utara gedung Rusunawa Kota Mojokerto mengungkapkan, total utang untuk makan dan minum dari pekerja proyek yang belum dibayar sebesar Rp 15.878.000.

Tumpukan utang itu merupakan akumulasi tunggakan pembayaran makan dan minum dari bulan April dan Mei 2019. Pada April ada utang untuk 15 pekerja proyek, lalu pada Mei ada 11 pekerja. 

Baca juga: Kejaksaan Usut Proyek Irigasi di Mojokerto yang Diduga Rugikan Negara Rp 519 Juta

Ada pun jumlah utang yang belum dibayar pada April sebesar Rp 8,73 juta. Sedangkan pada bulan Mei sebesar Rp 7,148 juta.

Menurut Suliono, besarnya utang pembayaran makan minum pekerja proyek Rusunawa yang belum diterima membuat dia dan istrinya kelimpungan. 

Dia mengaku kesulitan untuk belanja bahan dagangan karena terbatasnya uang yang bisa diputar. Suliono juga tak sanggup mengembalikan modal buka warung yang dipinjamnya dari 4 orang.

"Sudah ditagih, tapi sampai sekarang saya hanya bisa menyanggupi (minta tempo)," kata Suliono saat berbincang dengan sejumlah wartawan, termasuk Kompas.com, Jumat (9/8/2019).

Tak bisa bayar biaya sekolah anak

Rusunawa dibangun di Kelurahan Prajurit Kulon, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, di atas lahan yang disiapkan Pemkot Mojokerto. Nantinya, Rusunawa digunakan untuk menampung para penghuni bangunan liar. 

Warung Suliono berjarak sekitar 10 meter sebelah utara gedung Rusunawa. Bersama istrinya, Suparmi, Suliono mulai membuka warung makan dan kopi pada Agustus 2018. Saat membuka warung, proyek pembangunan rusunawa sedang berjalan.

Suliono menuturkan, dia memiliki pelanggan tetap para pekerja proyek, berawal saat seseorang yang mengaku sebagai mandor proyek datang dan melobinya. Sebagai komitmen, Darminto, sang mandor proyek menyerahkan uang sebesar Rp 1 juta.

"Dari awal semua (pembayaran) lancar. Tapi yang terakhir-terakhir tidak, bahkan sampai sekarang," ujarnya.

Akibat belum dibayarnya utang makan dan minum pekerja proyek rusunawa, Suliono bahkan hampir tak mampu membayar biaya sekolah anaknya.

Beruntung, lanjut Suliono, anaknya memiliki tabungan yang cukup untuk membayar biaya awal masuk sekolah sebesar Rp 1,89 juta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com