BANDUNG, KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hingga saat ini belum bisa memastikan kapan erupsi atau letusan Gunung Slamet bakal terjadi.
Meski demikian, Kepala PVMBG Kasbani mengatakan, tanda-tanda erupsi sudah terekam selama satu bulan terakhir, dengan meningkatnya aktivitas gempa hembusan hingga 1.000 kali per hari.
Selain itu, terjadi deformasi berupa penggelembungan tubuh gunung yang mengindikasikan adanya desakan material vulkanik dari perut gunung.
Menurut Kasbani, potensi terjadinya erupsi juga terekam dari hasil pengukuran suhu air panas di daerah Guci yang masuk dalam kawasan wisata air panas.
“Pengukuran suhu mata air panas pada tiga lokasi menunjukkan nilai 44,8 hingga 50,8 derajat celsius. Nilai ini pada pengamatan jangka panjang berfluktuasi dan menunjukkan kecenderungan naik dibandingkan dengan pengukuran sebelumnya,” kata Kasbani saat konferensi pers di Kantor PVMBG, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (9/8/2019).
Baca juga: Gunung Slamet Berstatus Waspada, Tercatat 51.511 Gempa Hembusan
Kasbani mengatakan, erupsi Gunung Slamet cenderung bersifat magmatik. Namun, erupsi magmatik Gunung Slamet kemungkinan besar diawali dengan letusaan freatik berupa gas dan air.
“Tipe letusan Gunung Slamet umumnya bersifat magmatik, tapi biasanya bisa diawali dengan letusan freatik,” kata Kasbani.
Kasbani mengatakan, jika terjadi letusan, maka dapat dipastikan bakal terjadi lontaran atau guguran magma dan lava dari dalam kawah Gunung Slamet.
Meski demikian, lontaran dan guguran magma dan lava diprediksi hanya sampai radius 2 kilometer.
“Erupsi magmatik menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah sekitar puncak di dalam radius 2 kilometer. Erupsi freatik dan hujan abu di sekitar jawah berpotensi terjadi tanpa ada gejala vulkanik yang jelas,” kata Kasbani.
Baca juga: Status Gunung Slamet Naik Waspada, Pendaki Dilarang Dekati Kawah Radius 2 Km
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.