Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Gunung Slamet Naik Waspada, Pendaki Dilarang Dekati Kawah Radius 2 Km

Kompas.com - 09/08/2019, 11:48 WIB
Putra Prima Perdana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Status Gunung Slamet di Provinsi Jawa Tengah dinaikan dari normal (level I) menjadi waspada (level II) oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Dengan meningkatnya status tersebut, PVMBG merekomendasikan dan mengimbau kepada masyarakat atau pendaki tidak mendekati kawah dengan radius 2 kilometer.

“Rekomendasi kita tidak ada aktivitas pendakian atau pengunjung dalam radius 2 kikometer dari kawah,” kata Kasbani, Kepala PVMBG dalam konferensi pers yang digelar di Kantor PVMBG, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (9/8/2019).

Baca juga: Status Gunung Slamet Naik Menjadi Waspada

PVMBG pun mengimbau agar kelompok pendaki yang memiliki rencana untuk melakukan upacara 17 Agustus atau pengibaran bendera merah putih dengan tujuan untuk merayakan HUT RI ke 74 di atas Gunung Slamet dibatalkan.

Menurut Kasbani, dengan seringnya aktivitas vulkanik yang terjadj di Gununh Slamet berupa gempa-gempa hembusan yang bisa mencapai 1.000 kali setiap hari sejak bulan Juli hingga saat ini, pihaknya belum bisa memprediksi kapan terjadinya erupsi yang bisa membahayakan pendaki dan pengunjung.

Selain kegempaan, ciri-ciri bakal terjadi erupsi di Gunung Slamet juga terlihat dari deformasi fisik gunung berupa penggelembungan.

“Kapan terjadinya erupsi kita belum tahu, tapi arah terjadinya erupsi sudah kelihatan. Kita imbau 17 Agustus jangan sampai ada upacara di radius 2 kilometer dari kawah. Di luar radius itu masih aman,” ungkapnya.

Baca juga: 2 Bulan Hilang, Kakek 83 Tahun Ditemukan Tinggal Tulang Belulang di Gunung Slamet

Selain khawatir terjadi erupsi mendadak, imbauan tersebut dikeluarkan PVMBG agar pendaki dan pengunjung juga tidak mendekati kawah yang sewaktu-waktu juga bisa melepaskan gas beracun.

“Adaa potensi gas yang bisa terlepas sewaktu waktu. Pengunjung dan pendaki diimbau menghindari dan menjauh dari kawah,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com