YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Untuk memaksimalkan saat belajar, Desa Ngoro-oro, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, mendeklarasikan diri dua jam tanpa barang elektronik dan gawai.
Hal ini muncul karena menurunnya prestasi pelajar di Kecamatan Patuk.
"Deklarasi sudah dilakukan pada tanggal 1 Agustus kemarin. Deklarasi ini berisi ajakan atau imbauan saja untuk mematikan barang elektronik seperti radio, televisi dan ponsel pada pukul 18.00 - 20.00 WIB," kata Kepala Desa Ngoro-oro Sukasto kepada wartawan di kantornya Kamis (8/8/2019).
Baca juga: Genset di Toko Elektronik Bekasi Laris Manis, sejak Mati Listrik Sudah Terjual 40 Unit
Dia mengatakan, imbauan juga diberikan kepada masyarakat yang ada hajatan, untuk selesai sebelum pukul 18.00 dengan mematikan musik.
Tidak ada sanksi jika warga tidak melaksanakan imbauan tersebut.
Namun, pihaknya akan terus melakukan imbauan kepada 811 kepala keluarga melalui suara pengeras masjid dan mushala yang tersebar di penjuru desa.
Upaya ini berawal dari keprihatinan di masyarakat tentang menurunnya kualitas pendidikan anak-anak.
Hal ini terlihat dari hasil ujian nasional, di mana Kecamatan Patuk menduduki peringkat 16 dari 18 kecamatan di Gunungkidul.
"Selama dua jam ini difokuskan untuk belajar bagi anak-anak dan orangtua memberikan pendampingan," ucapnya.
Baca juga: Mekanisme Tilang Elektronik di Bekasi Persis dengan DKI Jakarta
Selama dua jam, tidak hanya akademik saja, tetapi satu jam digunakan untuk pendalaman agama dan satu jam untuk dimanfaatkan untuk belajar mata pelajaran di sekolah.
"Di tempat kami semua warga Muslim, jadi bagi keluarga yang belum memiliki Alquran, di balai desa sudah menyiapkannya dan bisa diambil untuk pendalaman agama," ujarnya.
Camat Patuk Haryo Ambar Suwardi mendukung penuh program yang dilaksanakan di Desa Ngoro-oro.
Tujuannya untuk berupaya memberikan proses belajar yang baik kepada anak-anak.
Harapannya, program ini bisa dilaksanakan di desa lain.
Seorang guru SD Negeri Ngoro-oro Sriyatin mengatakan menyambut baik program dari desa ini.
Meski usia SD tidak banyak yang memiliki gawai tetapi orang tua bisa dipastikan memilikinya, dan anak-anak biasanya meminjam untuk bermain ataupun menonton film.
"Kami juga selalu mengingatkan program ini saat upacara bendera," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.