Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tewas Kedua Orientasi Siswa SMA Taruna, WJ Dipukul Bertubi-tubi oleh Seniornya

Kompas.com - 07/08/2019, 21:27 WIB
Aji YK Putra,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Jajaran Satreskrim Polresta Palembang menggelar prarekonstruksi untuk mengungkap kematian WJ (14), korban kedua penganiayaan SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia ketika mengikuti kegiatan orientasi, di kompleks Pondok Pesantren Sultan Mahmud Badaruddin Talang Jambe Palembang, Rabu (7/8/2019).

Dalam prarekontruksi tersebut, seorang senior korban inisial AS (17) dihadirkan penyidik untuk memperagakan berbagai adegan yang terjadi kepada WJ saat malam kegiatan orientasi berlangsung.

Pada adegan pertama sampai enam, kelompok WJ berjalan menuju ke lokasi pelaksanaan orientasi selama tiga jam. 

Baca juga: Dibekukan, SMA Taruna Indonesia Hormati Keputusan Gubernur Sumsel

Setelah itu, di adegan ke delapan, AS memberikan materi simpul tali kepada seluruh peserta orientasi.

WJ lalu dipanggil AS untuk ke depan membuat simpul tali yang telah diajarkan. Namun, korban tak bisa membuat simpul tersebut hingga membuat pemuda itu pun marah.

AS langsung menghantam perut WJ secara bertubi-tubi hingga membuat korban mundur ke belakang.

"Saya bilang kencangkan (perut) setelah itu baru saya pukul," kata AS, memperagakan adegan penganiayaan itu.

Usai menerima pukulan, rombongan WJ pun bersiap ke masjid di lokasi sekitar untuk shalat. Namun, mendadak WJ kerasukan hingga membuat suasana malam menjadi heboh.

Melihat kejadian itu, pembimbing korban memberikan pertolongan hingga WJ kembali sadar. Dengan kondisi masih lemas, WJ pun duduk di barisan belakang.

Saat itu WJ terlihat oleh AS sedang membuka baju. Hal itu rupanya membuat AS marah dan kembali menghantamkan pukulan ke perut korban.

Para peserta yang melihat aksi AS pun sempat menegurnya agar AS tak dianiaya karena masih lemas.

"Saya datangi, saya tanya kenapa baju kamu tidak rapi, lalu perutnya saya pukul," ujarnya.

Namun, pada hari terakhir kegiatan orientasi berlangsung, WJ  mengeluhkan perutnya terasa sakit. Pihak sekolah lalu membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Akan tetapi, setelah satu pekan menjalani operasi, WJ akhrinya meninggal.

Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara mengatakan, ada 25 adegan yang diperagakan dalam prarekontruksi tersebut.

Namun, Yon tak mau membeberkan apakah AS adalah tersangka baru dalam kasus tersebut.

"Penyelidikan masih berlanjut untuk mengungkap siapa pelakunya. Prarekontruksi ini termasuk dalam proses penyelidikan," kata Yon singkat.

Sebelumnya, kegiatan orientasi di SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia menelan dua korban jiwa. Korban pertama adalah DBJ (14) yang tewas pada Sabtu (14/7/2019) setelah mengalami luka memar di kepala dan dada.

Baca juga: Gubernur Sumsel Bekukan SMA Taruna Indonesia, 1 Tahun Dilarang Terima Siswa Baru

 

Dalam kasus itu, Obby Frisman Arkataku (24) sebagai pembina ditetapkan polisi sebagai tersangka .

Setelah itu, WJ juga meninggal setelah enam hari dirawat di RS Charitas Palembang, pada  Jumat (19/7/2019) malam, karena mengalami operasi usus terlilit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com