Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penertiban PKL Warkop Elisabeth Ricuh, Kepala Satpol PP Tersiram Air Panas

Kompas.com - 07/08/2019, 15:44 WIB
Dewantoro,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Penertiban pedagang di bekas warung kopi (warkop) Taman Ahmad Yani (Warkop Elisabeth) di Medan, Sumatera Utara, kembali ricuh, Rabu (7/8/2019).

Dalam kericuhan tersebut, seorang pedagang kaki lima dan Kepala Satpol PP Kota Medan M Sofyan sama-sama tersiram air panas karena aksi saling tarik.

Kericuhan terjadi saat salah seorang pedagang di Warkop Elisabeth tidak terima saat hendak ditertibkan. Dia berteriak-teriak kepada petugas sambil memegang wadah berisi air panas.

"Biar mereka tahu, langkahi dulu mayat saya," kata pedagang tersebut. 

Beberapa saat kemudian, air panas yang dibawa tumpah dan mengenai dirinya sendiri. Air panas ternyata juga mengenai Kepala Satpol PP Kota Medan M Sofyan.

Kulit pedagang tersebut melepuh terkena air panas. Dia kemudian dilarikan ke rumah sakit.

Sementara itu, Kasatpol PP Kota Medan M Sofyan tampak terkena air panas di bagian belakang kepala, leher dan tangan kanan. Tampak bagian tubuh Sofyan dilumuri sesuatu berwarna putih untuk mengobati luka bakar air panas.

Baca juga: Kisah Warkop Elisabeth, Ikon Kuliner Kota Medan yang Digusur dan Tinggal Kenangan

Kepala Satpol PP Kota Medan M. Sofyan dengan kepala bagian belakang, leher dan tangan kanan dilumuri sesuatu berwarna putih. Sebelumnya, dia tersiram air panas.Dewantoro Kepala Satpol PP Kota Medan M. Sofyan dengan kepala bagian belakang, leher dan tangan kanan dilumuri sesuatu berwarna putih. Sebelumnya, dia tersiram air panas.
Setelah itu, Sofyan kembali melakukan aksi penertiban. Kali ini, Sofyan memantau kendaraan yang parkir di pinggir jalan.

"Pak Indra, tolong ini lihat. Apakah dia parkir ilegal atau tidak," ujar Sofyan kepada seseorang dari Dinas Perhubungan.

Kericuhan di lokasi ini terjadi berkali-kali.

Beberapa perempuan berteriak dan memaki petugas. Tak sedikit dari mereka yang meratap saat sisa-sisa lapak mereka diangkut oleh petugas ke dalam truk yang telah bersiaga.

Seorang pedagang bahkan ditangkap polisi akibat kegaduhan yang terjadi pada Rabu siang.

Penertiban ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan Satpol PP. Sebelumnya, Kamis pekan lalu, puluhan kios atau warkop yang telah berdiri sejak lama di lokasi itu, diratakan oleh petugas.

Aksi penertiban pekan lalu juga berujung ricuh. Beberapa pedagang terlibat aksi dorong  dengan petugas. Bahkan ada pedagang yang menghadang alat berat yang disiapkan dengan tidur di bawah rodanya.

Pemerintah Kota Medan beralasan, penertiban itu bertujuan untuk menjamin kelancaran mobil ambulan menuju rumah sakit yang berada persis di seberang deretan warkop itu. Hingga kini, pedagang pun belum mendapat kepastian akan direlokasi ke mana.

Mpok Titi yang berjualan di samping Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tak bisa berbuat banyak ketika petugas mengangkut steling jualannya. Dia masih beruntung, lantaran beberapa barangnya diselamatkan di sisi jalan.

"Saya tak tahu mau kemana lagi. Saya pun tak tahu kenapa digusur. Padahal saya hanya jualan dari jam 7 sampai jam 5. Tak ada pun atap. Kena hujan panas pun," kata Titi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com