Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Stunting Tinggi, Wabup Garut Pantau Tinggi Anak Tiap Bulan

Kompas.com - 07/08/2019, 14:03 WIB
Ari Maulana Karang,
Khairina

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Wakil Bupati Garut Helmi Budiman akan melakukan pemantauan tinggi anak yang diduga mengalami stunting secara berkala sebulan sekali.

Hal ini disampaikan Helmi setelah Kementerian Kesehatan melakukan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2017. Hasilnya, Garut menempati posisi tertinggi kedua di Jawa Barat untuk kasus stunting.

"Ada 10 desa di Garut yang jadi sampel riset Kemenkes hingga muncul data 42 persen anak di Garut stunting," jelas Helmi, Selasa (6/8/2019) malam.

Baca juga: Ini Tips dari Arumi Bachsin untuk Cegah Stunting...

Helmi menuturkan, 10 desa yang jadi sampel Riskesdas Kementerian Kesehatan tersebut, saat ini telah mendapatkan penanganan untuk anak-anak stunting mulai dari pemberian makanan tambahan hingga program lainnya.

"Tadi kami juga evaluasi penanganan stunting di Desa Simpang Kecamatan Cibalong, Alhamdulillah sudah mengalami penurunan," katanya.

Di Desa Simpang misalnya, dari data 355 anak yang ada, saat ini hanya 5 persennya saja yang masih stunting atau sebanyak 18 anak. Padahal, pada tahun 2017, dari data Kemenkes ada 41 anak.

"Tahun 2017 ada 41 orang, 2018 setelah pengukuran kembali tinggal 12, tapi tahun ini malah naik jadi 18 anak," katanya.

Baca juga: Pidato Visi Indonesia, Jokowi Prioritaskan SDM dan Tegaskan Jangan Sampai Ada Stunting

Helmi yang juga dokter umum melihat, proses pengukuran telah dilakukan sesuai standar. Bahkan, petugasnya pun telah mendapat pelatihan. Namun, tahun ini justru mengalami peningkatan kembali.

Oleh karena itu, menurut Helmi dirinya akan terus melakukan pemantauan secara langsung ke 10 desa yang menjadi sampel Rikesdas Kemenkes secara berkala.

"Alat ukurnya sudah standar, petugasnya sudah dilatih, program-program sudah diturunkan," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com