Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Koperasi Bangkrut karena Niat Awal Tak Jelas

Kompas.com - 07/08/2019, 13:30 WIB
Firman Taufiqurrahman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Banyaknya koperasi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang kini nonaktif disebabkan niat awal pendirian koperasi itu sendiri.

Dikemukakan Kepala Bidang Koperasi UMKM Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur, Yudi Adhi Nugroho, tak sedikit koperasi yang didirikan bukan untuk maju.

“Koperasi nya dibentuk bukan untuk tumbuh dan berkembang. Namun, hanya untuk menyerap bantuan ketika ada program. Jadi dari tujuan awalnya saja sudah kelihatan,” kata Yudi kepada Kompas.com dalam suatu kesempatan belum lama ini.

Baca juga: Penumpang Angkot Cianjur-Bogor Sepi karena Kasus Sopir Bunuh Alumnus D3 IPB

Di Cianjur banyak koperasi yang tidak bergerak di sektor riil. Akibatnya, ketika terjadi kredit macet (seperti dalam koperasi simpan pinjam), maka rentan kolaps.

“Dari 1.500 lembaga koperasi yang terdata di dinas sekitar 70 persen di antaranya sudah tidak lagi aktif,” katanya.

Yudi mengatakan, kondisi koperasi di Cianjur ini ibarat manusia, ada yang sakit ringan, sakit parah, ada yang sudah akut sakitnya. Bahkan, ada yang pingsan atau sedang mati suri.

Penanganannya tiap koperasi berbeda.

Sejatinya ditegaskan Yudi, koperasi dibentuk dan didirikan untuk membantu menyejahterakan para anggotanya.

“Koperasi itu kan kumpulan orang yang satu misi dan satu tujuan untuk maju dan berkembang. Sayangnya, pada kenyataannya banyak yang tidak demikian,” ujarnya.

Baca juga: Tak Dipelihara, Alat Pendeteksi Tsunami di Pesisir Pantai Cianjur Rusak

Kondisi tersebut kata dia, diperparah dengan semakin tumbuh suburnya praktik lintah darat yang berkedok koperasi.

Ironisnya, banyak masyarakat terutama yang bergerak di sektor usaha mikro dan kecil yang memanfaatkannya dengan alasan kemudahan dan kecepatan yang didapat saat ingin meminjam uang.

Masyarakat dinilai tidak peduli dengan aturan mainnya.

Pihak dinas sudah membuka saluran pelayanan pengaduan bagi masyarakat yang menjadi korban atau merasa telah dirugikan oleh praktik koperasi abal-abal tersebut.

“Silahkan datang ke dinas (mengadu). Laporan yang masuk akan langsung ditindaklanjuti ke lapangan untuk melakukan identifikasi dan tindakan seperti apa yang akan diambil nantinya,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com