Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Dilanda Kekeringan, Warga MCK di Tengah Sawah

Kompas.com - 05/08/2019, 10:34 WIB
Firman Taufiqurrahman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Krisis air bersih disebabkan kemarau panjang memaksa warga yang tinggal di Kampung Pasanggrahan, Desa Cimanggu, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat melakukan aktivitas mandi, cuci dan kakus (MCK) di tempat yang tak biasanya.

Warga kini melakukan aktivitas MCK di tengah areal persawahan setelah seorang warga berinisiatif membuat sumur di lokasi tersebut.

Sumur sedalam empat meter itu pun kini menjadi andalan warga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pantauan Kompas.com, untuk bisa menjangkau sumur atau sumber air itu warga harus berjalan sejauh 2 kilometer menyusuri pematang sawah.

Selain mencuci pakaian dan perabotan dapur, warga juga melakukan aktivitas lainnya di lokasi tersebut seperti mandi, memasak air dan menjemur pakaian.

“Kalau bolak-balik jauh, ya sudah di sini saja (menjemur pakaian),” kata Enur (36) salahseorang warga kepada Kompas.com, Minggu (4/8/2019).

Baca juga: 250 Hektare Sawah Terdampak Kekeringan di Karawang

Setiap pagi dan sore hari, warga berdatangan ke lokasi tersebut untuk melakukan aktivitas MCK dan mengambil air untuk persediaan di rumah.

“Ramainya kalau pagi hari, banyak yang mengambil air ke sini, cuci dan jemur pakaian. Kalau sorenya pada ngangkut air untuk di rumah,” ucapnya.

Warga lain Masliah (30), mengaku sangat terbantu dengan adanya sumber air baru di tengah areal pesawahan tersebut.

Pasalnya, selama ini ia dan warga lainnya harus berjalan sejauh tiga kilometer ke Leuwi Jambrong di Desa Cihaur untuk mendapatkan air.

“Biasanya ke sana cari airnya, tapi jauh jaraknya, kalau ngangkut (air) juga paling sehari dapat 3-5 ember, itu pun dua kali, pagi dan sore,” ucapnya.

Baca juga: 45 Desa Alami Kekeringan di Ngawi, Warga Mencari Air Sampai ke Hutan

Masliah menuturkan, sudah sebulan lebih kampungnya dilanda kekeringan. Sumur, empang dan kolam di lingkungan tempat tinggalnya terus menyusut hingga kering kerontang seperti sekarang ini.

“Pokoknya sejak bendungan (irigasi) Cikondang rusak warga di sini mulai kesulitan air, ditambah sekarang musim kemarau, semakin sengsara jadinya,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Engkos Kosasih (57) mengaku terpaksa menggali sawahnya untuk mencari air karena sumur di rumahnya sudah kering.

Ia tahu di lokasi tersebut ada sumber air karena pernah melakukan hal serupa tiga tahun lalu.

“Waktu itu juga pernah kemarau tapi tidak separah seperti sekarang. Saya coba gali tanah di sebelah sana (sambil menunjuk) keluar air. Jadinya saya gali lagi di sini, alhamdulilah keluar lagi airnya,” katanya.

Sumur sedalam empat meter itu ia gali sendiri menggunakan linggis dan alat seadanya dua pekan lalu.

Membutuhkan waktu hampir sepekan untuk bisa membuat sumur di tengah areal pesawahan miliknya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com