Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gibran Masuk Bursa Calon Wali Kota, Dinilai Beri Warna Baru Politik di Solo hingga Diminta Tidak Buru-buru Maju

Kompas.com - 04/08/2019, 07:53 WIB
Labib Zamani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Masuknya nama putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dalam bursa calon wali kota Surakarta 2020-2025 mendapat apresiasi dari Relawan Jokowi Brigade #01.

Pemilik warung martabak Markobar itu muncul dari hasil survei kepemimpinan Kota Surakarta 2020-2025 oleh Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta.

"Adanya sosok Mas Gibran dalam bursa pencalonan wali kota ini kita apresiasi. Kita dukung, kita support sepenuhnya," ucap Ketua Umum Nasional Brigade #01 Diah Warih Anjani kepada Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (3/8/2019).

Menurut Diah, Presiden Jokowi pernah menyampaikan pesannya kepada para generasi muda milenial untuk berani tampil.

Oleh karena itu munculnya nama Gibran dalam bursa calon wali kota tersebut merupakan wakil dari generasi milenial dan harus didukung.

"Kita menginginkan sosok Mas Gibran untuk bisa maju juga. Kita support kalau bisa (politik) di Solo ada warna baru bahwa sosok pemimpin milenial yang lahir dari generasi milenial. Kalau bisa calon wakilnya juga dari pemuda dan pemudi," kata dia.

Meski ada beberapa pihak yang menginginkan agar Gibran belajar terlebih dahulu tentang politik, justru Diah menilai Gibran telah menunjukkan kemandiriaannya.

Gibran, jelasnya juga telah menyampaikan kalau menjadi politikus, harus jadi politikus yang mandiri.

"Menurut saya siapapun yang maju itu tidak ada masalah bagi kami. Kami ingin suport sosok pemimpin itu lahir dari generasi milenial, yang bisa memberikan warna baru dalam dunia politik," imbuh dia.

Diminta tidak terburu-buru maju pilkada

Ketua DPC PDI-P Solo FX Hadi Rudyatmo alias Rudy meminta Gibran untuk tidak terburu-buru untuk maju sebagai calon wali kota.

Ia meminta agar Gibran belajar terlebih dahulu tentang bagaimana menampung aspirasi masyarakat dan pemerintahan.

"Menjadi pemimpin tidak mudah. Harus mengesampingkan semua kepentingan pribadi. Pemimpin harus mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan terhadap masyarakatnya," katanya.

Seperti diketahui, survei Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta dilakukan di 96 titik lokasi dengan delapan responden di masing-masing titik.

Survei menguji tiga kategori, yaitu popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas.

Dari kategori popularitas, nama Gibran muncul dengan angka tertinggi, yakni 90 persen yang mengenal namanya.

Disusul dengan Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo. Sementara, nama Kaesang muncul di urutan ketiga dengan persentase popularitas 86 persen.

Popularitas vs elektabilitas

Meski menang dari sisi popularitas, Gibran dan Kaesang masih tertinggal dari sisi akseptabilitas dan elektabilitas.

Dari kategori akseptabilitas, Achmad Purnomo menempati peringkat tertinggi dengan persentase 83 persen, diikuti Gibran dengan persentase 61 persen, dan Teguh dengan 49 persen.

Dari segi elektabilitas, Achmad Purnomo juga masih menempati urutan pertama dengan angka 38 persen, diikuti Gibran dengan 13 persen, dan Teguh Prakosa dengan angka 11 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com