Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/08/2019, 16:32 WIB
Acep Nazmudin,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

 

PANDEGLANG, KOMPAS.com - Kementerian Sosial akan memberikan santunan bagi ahli waris korban meninggal gempa Banten.

Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, santunan yang diberikan sebesar Rp 15 juta bagi satu korban meninggal.  

"Santunan ahli waris kami siapkan, besarnya Rp 15 juta. Jadi kalau di keluarga itu ada dua orang meninggal maka tinggal dikali dua," kata Agus di Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Sabtu (3/8/2019).

Baca juga: Panik Saat Gempa Banten, Seorang Warga Meninggal Kena Serangan Jantung

Agus mengatakan hingga saat ini jumlah korban meninggal disebabkan gempa mencapai tiga orang.

Jumlah tersebut berbeda dengan data yang disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo yang menyebut hanya dua orang. 

Menurut Agus, tiga orang yang meninggal tidak disebabkan oleh gempa secara langsung, melainkan faktor lain yakni satu orang sakit jantung dan dua orang lainnya kelelahan saat hendak mengungsi.

Kendati meninggal tidak karena dampak gempa secara langsung, Agus mengatakan pihaknya akan tetap memberikan santunan untuk keluarga korban.

Baca juga: Kesaksian Warga Cianjur Saat Gempa Banten Merusak Rumah Mereka 

Sementara untuk korban gempa lain yang rumahnya mengalami kerusakan, Kementerian Sosial juga akan memberikan dana stimulan untuk membangun kembali rumah rusak terdampak gempa. 

Untuk di Pandeglang, tercatat ada 107 rumah yang diproyeksikan mendapat bantuan dana stimulan sesuai dengan jumlah rumah yang dilaporkan rusak. 

"Kami sarankan kepada warga yang dapat bantuan buat rumah yang lebih tanah gempa. Misalnya pondasinya lebih kuat. Kita berdoa jangan ada gempa berikutnya, tapi jika ada diharapkan rumah yang dibangun tahan terhadap gempa," kata dia.

Gempa Banten bermagnitudo 6,9 menggungcang Jakarta hingga Yogyakarta.

Dari data BNPB, hingga Sabtu siang, jumlah bangunan yang rusak mencapai 200 unit.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com