Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibunda Fera Oktaria Minta Prada DP Dihukum Mati

Kompas.com - 01/08/2019, 18:37 WIB
Aji YK Putra,
Khairina

Tim Redaksi

PALEMBANG,KOMPAS.com- Sebanyak tujuh orang saksi dihadirkan dalam sidang perdana Prada DP yang berlangsung di Pengadilan Militer I-04 Palembang, terkait kasus pembunuhan serta mutilasi terhadap pacarnya sendiri Fera Oktaria (21), Kamis (1/8/2019).

Para saksi yang dihadirkan tersebut, merupakan orangtua Fera, rekan tersangka dan kakak korban.

Usai sidang, Suhartini (50), ibu dari Fera meminta kepada ketua majelis hakim untuk menjatuhkan hukuman seberat-beratnya lantaran terdakwa telah membunuh anaknya secara sadis.

"Saya minta hukuman setimpal, saya minta dia dihukum mati,"ucap Suhartini.

Baca juga: Enggan Berikan Kesaksian, Ibu Prada DP Menangis dan Minta Maaf ke Keluarga Fera

Dalam kesaksiannya di persidangan, Suhartini mengaku jika Prada DP sempat beberapa kali datang ke rumah korban untuk mengajak Fera jalan. Permintaan itu ditolak korban karena terdakwa sering menganiaya Fera.

"Mak, aku mau putus dari dia, karena aku sering dipukul,"kata Suhartini menirukan perkataan Fera sebelum meninggal saat persidangan.

 

Bukan hanya itu, saat pelantikan di Lahat sebagai anggota TNI Fera pun enggan menghadirinya meskipun saat itu telah dijemput oleh orangtua terdakwa.

"Pernah waktu itu, anak saya nolak untuk diajak jalan dia marah. Bahkan teralis rumah bunyi seperti benturan. Saya langsung keluar, saya kira Fera dipukul terdakwa. Fera bilang DP memukul kepala sendiri. Sudah sering anak saya bilang dia ini cemburuan sering lakukan kekerasan kepada anak saya," ujarnya.

Baca juga: Setelah Mutilasi Kekasihnya, Prada DP Makan Jeruk Sambil Merokok di Samping Jenazah Korban

Sebelum kejadian, keluarga Fera pun telah waspada dengan tingkah laku Prada DP karena mereka mengatahui jika terdakwa kabur dari tempat latihan.

Suhartini pun sempat cemas dengan kondisi Fera yang selalu pulang larut malam karena bekerja sebagai kasir minimarket. Ia sempat ingin menjemput anaknya tersebut usai bekerja.

"Kami tahu dia kabur dari tempat latihan setelah komandannya menelpon kakak Fera. Dari sana kami mulai curiga dan bilang kepada Fera untuk hati-hati karena dia ini buronan, anak saya bilang tidak apa-apa tidak usah dijemput pulang sendiri saja,"ujar Suhartini.

Namun, Suhartini begitu cemas mengetahui Fera tak kunjung pulang ke rumah tanpa kabar.

Pihak keluarga pun akhirnya melakukan pencarian dan membuat laporan ke Polresta Palembang sampai Fera ditemukan dalam kondisi termutilasi di salah satu kamar penginapan di Kabupaten Musi Banyuasin.

"Dia harapan keluarga dan anak bungsu kami. Saya merasa sakit, Pak,"ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com