Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB Ingatkan Tsunami Besar Masa Lalu Dapat Terulang

Kompas.com - 30/07/2019, 16:01 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KEBUMEN, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat, khususnya yang tinggal di pesisir pantai, selalu waspada potensi terjadinya bencana gempa dan tsunami.

Kepala BNPB Letjen Doni Monardo mengatakan, masyarakat harus menyadari bahwa Indonesia merupakan kawasan yang sangat rentan terjadi bencana, termasuk gempa dan tsunami.

"Presiden dua minggu yang lalu mengatakan, sampaikan apa adanya," kata Doni seusai penanaman mangrove di Pantai Laguna Lembupurwo, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, dalam rangkaian Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) Tsunami 2019, Selasa (40/7/2019).

Baca juga: Saksi RSDP Serang Akui Ada Pungli Korban Tsunami Selat Sunda

Menurut Doni, saat ini sebagian masyarakat mungkin belum siap menghadapi potensi gempa dan tsunami.

Namun sebagian lainnya dinilai telah memahami potensi gempa dan tsunami.

"Sebagian sudah memahami potensi bencana dengan menyampaikan data peristiwa masa lalu. Jadi kalau dikasih tahu tanpa diimbangi data dulu, mungkin (masyarakat) kurang yakin," ujar Doni.

Doni menyampaikan rentetan bencana gempa dan tsunami yang terjadi di masa lalu. Antara lain tsunami yang terjadi 19 Agustus 1977 di Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali dan Jawa Timur.

"1992 tsunami di Flores, korbannya sangat banyak. Kemudian 1994 kejadian di Banyuwangi. Kalau dilihat lagi, mendekati kemarin di Aceh tahun 2004, kemudian Nias, Mentawai, Enggano, Selat Sunda dan terakhir Pelabuhan Ratu," kata Doni.

Baca juga: Trauma Tsunami, Warga di Banyuwangi Mengungsi Pasca-gempa Setelah Dengar Sirine dari Perusahaan Tambang

Ribuan tahun yang lalu, lanjut Doni, juga pernah terjadi tsunami besar seperti di Aceh. Bahkan bencana tersebut tidak hanya terjadi sekali saja.

"Suatu saat akan terulang, karena alam mencari keseimbangan. Terjadilah gesekan, pergerakan lempeng, maka timbul pelepasan energi gempa lebih dari 8 skala richter," jelas Doni.

Cara antisipasi

Terkait potensi tsunami besar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengimbau masyarakat untuk waspada.

Imbauan itu disampaikan melalui video yang disebat akun Twitter BPBD DIY, @pusdalops_diy.

Dalam video tersebut, Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana menyebutkan, bahwa potensi bencana bisa terjadi kapan saja.

Menurutnya, istilah "potensi" itu berarti bisa terjadi kapan saja. Tidak ada yang bisa memprediksi.

"Tetapi, ini adalah potensi bukan prediksi ya sekali lagi, sehingga kapan terjadinya tidak ada yang tahu," kata Biwara sebagaimana dikutip Kompas Sains.

Biwara menyebutkan beberapa antisipasi untuk menghadapi tsunami besar. Ada dua upaya, yakni mitigasi strukutural dan non-struktural.

Baca juga: Tanggapi Viral Potensi Tsunami Laut Selatan, BPBD DIY Keluarkan Video Imbauan

Upaya struktural adalah membangun rumah tahan gempa, penataan ruang, dan memberikan edukasi soal ancaman dan potensi gempa maupun tsunami.

Lalu upaya non-struktural adalah masyarakat diharapkan bisa memahami kondisi dan situasi saat gempa dan tsunami besar melanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com