Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tutup Kuburan untuk Robi, Orang Mati yang Hidup Lagi di Sampang

Kompas.com - 29/07/2019, 23:02 WIB
Taufiqurrahman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SAMPANG, KOMPAS.com - Warga Dusun Talempeng Bandungan, Desa Tanggumung, Kecamatan Kota Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, menutup kembali kuburan yang sudah selesai digali untuk mengubur Robi Anjal (38), warga Pontianak, Kalimantan Barat yang dikabarkan mati namun hidup lagi.

Penutupan kuburan itu dilakukan warga pada hari Ahad (28/7/2019) kemarin.

Abdul Halim, warga setempat mengatakan, kuburan untuk Robi sudah selesai digali sejak hari Jumat (26/7/219) pagi kemarin.

Saat menggali kuburan, warga meninggalkan aktivitas lainnya karena diperintahkan oleh tokoh setempat agar selesai lebih awal.

Baca juga: Orang Mati Hidup Lagi di Sampang, Begini Pengakuan Pelaku

"Yang biasa menyiram tembakau, sementara ditinggalkan. Yang bekerja ke kota juga tidak bekerja," ujar Abdul Halim.

Warga kesal dan geram

Bersama warga lainnya, Abdul Halim mengaku kesal dan geram atas perbuatan Robi. Pasalnya, yang dipermainkan tidak hanya warga.

Namun, tokoh masyarakat yang sangat disegani di desanya juga dipermainkan setelah ketahuan kematiannya main-main.

"Coba kalau orangnya ada di depan warga, sudah dikubur separuh badan agar tidak main-main kalau urusan dengan kematian," terang Abdul Halim.

Baca juga: Warga Sampang Terlanjur Patungan untuk Biaya Orang Mati yang Hidup Lagi 

Hidupnya kembali Robi dari kematiannya yang pura-pura, sempat membuat heboh warga Kabupaten Sampang.

Banyak warga dan ratusan santri pondok pesantren At Tharoqi Tanggumung yang terkecoh atas aksi pria kelahiran Pontianak 18 Mei 1981 ini.

Kecurigaan ulama

Aksi pura-pura mati kemudian hidup lagi tersebut, sudah dicurigai oleh KH. Fauroq, pengasuh pesantren yang pertama kali menerima kedatangan jasad Robi. 

Pasalnya, banyak kejanggalan yang terjadi sejak informasi kematian Robi pada Selasa (23/7/2019) sampai ke Kiai Fauroq.

Di antaranya, jasad Robi tidak menunjukkan tanda-tanda seperti orang mati yang sudah empat hari.

Menurut Faurog, mayat yang tidak dikubur dalam dua hari, akan berbau bangkai. Ternyata, saat jasad Robi disentuh oleh salah satu santrinya, terasa hangat. Biasanya, jasad orang mati terasa dingin.

Yang paling menguatkan jika kematian Robi adalah main-main, saat warga yang datang menjenguk mayat Robi, menggelitik kakinya.

Tiba-tiba, Robi berbalik dari ranjang ambulans hingga terjatuh ke tanah.

Baca juga: Penjelasan Ulama Soal Orang Mati Hidup Lagi di Sampang, Curiga Saat Mayat Pelaku Digelitik Kakinya

Kecurigaan lain, kata Fauroq, asal-usul Robi tidak jelas dan tidak ada hubungan kekerabatan dengan keluarga besar dirinya.

Apalagi disebutkan bahwa mayat Robi ingin dikubur di dekat kuburan ayah Fauroq, KH. Moh. Alawi, karena alasan wasiat. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com