Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ni Luh Djelantik Diperiksa Terkait Lisa Marlina yang Dituding Hina Bali

Kompas.com - 29/07/2019, 18:21 WIB
Farid Assifa

Editor

DENPASAR, KOMPAS.com - Pelapor dalam kasus ujaran kebencian, Ni Luh Djelantik, menjalani pemeriksaan di Polda Bali, Senin (29/7/2019).

Ni Luh diperiksa untuk menjelaskan lebih rinci tentang laporannya terkait pemilik akun @Lisaboedi bernama Lisa Marlina. Ia diperiksa oleh penyidik Ditreskrimsus Polda Bali mulai pukul 14.00 Wita hingga pukul 17.00 Wita.

Kuasa Hukum Ni Luh, Daniar Tri Sasongko mengatakan, pemeriksaan tersebut untuk mempertajam konten apa yang dilaporkan. Kemudian kapan pertama kali mengetahui tweet @Lisaboedi yang dianggap mengandung konten ujaran kebencian.

"Jadi sekarang sudah masuk ke teknis-teknis fakta yang terjadi dan secara hukum fakta-fakta hukumnya diperiksa. Dari, pemeriksaan ini dipertajam kontennya apa dan subjek hukumnya siapa," kata Daniar, Senin.

Baca juga: Fakta di Balik Ni Luh Djelantik Laporkan Lisa Marlina, Sebut Pelecehan Seks di Bali Biasa hingga Minta Maaf

Selain itu, Ni Luh juga ditanya soal saksi lain yang mengetahui adanya tweet tersebut. Saksi lain itu akan dipanggil Selasa (30/7/2019) besok. Dalam BAP tersebut, Ni Luh mendapat kurang lebih 10 pertanyaan.

"Sehingga oleh penyidik ditanya siapa saksinya dan kami sudah sebutkan nama-namanya. Selanjutnya besok akan diperiksa oleh penyidik," katanya.

Sementara itu, Ni Luh Djelantik sebelumnya mengatakan sempat berkomunikasi dengan pihak terlapor. Namun, terkait perminataan damai dari terlapor, ia ingin melihat dulu perkembangan kasusnya. Jadi Ni Luh menyerahkan sepenuhnya kasus itu ke Kepolisian.

"Dia menyampaikan permintaan maaf dan alasan kenapa melakukan hal itu. Tapi saya bukan pihak yang berwenang untuk menilai alasan-alasan itu. Jadi kita kembalikan lagi kepada pihak yang berwajib," katanya.

Baca juga: Soal Mediasi Antara Lisa Marlina dan Ni Luh Djelantik, Ini Kata Polisi

Pada intinya, Ni Luh mengatakan laporan imi sebagai suatu pelajaran. Bahwa hidup di Indonesia harus saling menghormati tanpa memandang latar belakangnya.

"Jadi pada intinya seperti ini kita hidup di negara Republik Indonesia yang menjunjung tinggi perdamaian, menjunjung tinggi keragaman. Kita memiliki belasan ribu pulau di negari ini yang kita sama-sama jaga dan menghormati terlepas apapun latar belakang kita," kata dia.

"Dan, hari ini untuk pertama kalinya melaporkan sebuah tindakan dan perkataan untuk saya secara pribadi sangat melukai," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com